Orang Tua Mahasiswa Pelaku Bullying di Kampus Universitas Gunadarma Minta Maaf

TEMPO | 20 Juli 2017 | 01:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Orang mahasiswa Universitas Gunadarma berinisial HHP, pelaku bullying terhadap MF, teman sekelasnya, meminta maaf atas tindakan anaknya.

"Saya meminta maaf, atas tindakan anak saya," kata Sudarisman, orang tua HHP, Rabu, 19 Juli 2017.

Ia menuturkan anaknya tidak berniat merisak (membully) MF, yang menjadi teman sekelas dan sejurusan di jurusan sistem informatika Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma.

Dalam video berdurasi 14 detik, terlihat anaknya menarik tas MF, yang akhirnya ditepis olehnya.

"Anak saya hanya bercanda," ujarnya. "Tidak mempunyai niat mengejek atau menyakiti."

Sudarisman mengatakan anaknya memang mempunyai riwayat gangguan perkembangan syaraf yang menimbulkan gangguan interaksi sosial saat masih kecil. Pada usia delapan tahun, HHP, pernah menjalani terapi motorik dan sequance.

"Justru anak saya yang mempunyai riwayat dalam masalah interaksi sosial," ucapnya.

Terapi motorik dilakukan untuk merangsang respon anaknya terhadap lingkungannya. Musabanya, saat masih kecil, anaknya mesti benar-benar memegang benda yang dengan kencang untuk merespon lingkungannya.

"Bahkan, temannya saat SD pernah terdorong. Padahal, anak saya cuma niat memegangnya," ujarnya. "Itu karena sensor motorik tubuhnya belum seimbang."

Sedangkan Sequence adalah rangkaian gambar secara berurutan dari suatu kegiatan misalkan kegiatan mencuci tangan, mandi, mencuci baju dan lain-lain.

"Justru anak saya yang memang sejak kecil, mempunyai riwayat. Dan sebagai anak berkebutuhan khusus," ujarnya.

Ia menuturkan tidak mau menuntut pembelaan terhadap perlakuaan anaknya bersama teman-temannya, terhadap MF. Apalagi, saat ini anaknya pun mendapat perlakuan tidak adil dari pengguna media sosial.

"Anak saya disebut pembully. Justru anak saya sekarang seperti dibully oleh media sosial, yang tidak tahu duduk persoalannya," ujarnya.

Ditambah, pada video yang beredar, MF disebut sebagai anak berkebutuhan sosial. Sedangkan, orang tua MF pun sudah membantahnya.

Namun, Sudarisman mengakui bahwa perbuatan anaknya tidak bisa dibenarkan.

"Kami meminta maaf kepada keluarga MF, dan seluruh keluarganya," ucapnya.

Selain itu, ia berharap agar Gunadarma dalam menjatuhi sanksi melihat juga riwayat para pelaku.

"Anak saya memang mempunyai riwayat sebagai anak berkebutuhan khusus. Dan saya mempunyai surat rekomendasi dari rumah sakit Harapan Kita terhadap riwayatnya," ujarnya.

HPP mengakui kesalahanya dan ingin secara langsung meminta maaf kepada MF, dan orang tuanya.

"Perbuatan saya salah. Saya tidak akan mengulangi lagi," ucapnya. HPP juga menyarankan agar siapa pun menghindari canda secara berlebihan.

"Sebab, akibatnya bisa seperti ini."

 

TEMPO.CO

 

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait