Kecelakaan Kerja Tol Becakayu, Puslabfor Sebut Bukan Ambruk, Tapi Melorot

TEMPO | 21 Februari 2018 | 21:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik) Mabes Polri mengatakan cetakan konstruksi Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) bukan roboh atau ambruk, melainkan melorot. Selasa dinihari, pier head tiang Tol Becakayu jatuh ketika sedang dicor, sehingga tujuh pekerja menjadi korban.

"Jadi, bukan roboh atau jatuh, yang benar itu melorot, seperti longsor," ujar Kepala Bidang Balistik Metalurgi Forensik Puslabfor Mabes Polri, Komisaris Besar Ulung Kanjaya di lokasi kejadian, Rabu, 21 Februari 2018.

Karena cetakan untuk pengecoran itu melorot, cor-coran beton pun akhirnya jatuh. "Jadi bukan tiang atau cetakannya yang roboh," kata Ulung
Untuk memastikan penyebab melorotnya cetakan konstruksi Tol Becakayu itu, Ulung dan timmya melanjutkan olah tempat kejadian perkara pada hari ini.

Salah satu yang akan dicari, ujar Ulung, adalah 'thread bar' atau besi ulir penahan cetakan kepala kolom. Besi itu bakal diuji kekuatannya, dan diperiksa apakah patah atau mengalami deformasi. Dari pengujian itu, nantinya bisa diketahui daya tahan terhadap beban coran pier head Tol Becakayu yang diberikan. "Apakah mampu memegang beban coran, itu akan diuji," tutur dia. "Juga kekuatan komposit keseluruhan."

Dia menduga terjadinya kecelakaan di proyek Tol Becakayu itu berkaitan dengan kekuatan pembesian di sana. "Kalau cukup kuat kan ini (thread bar) enggak akan melorot. Nah itu yang menyebabkan corannya tumpah ke bawah."

Kata Ulung, yang akan dilakukan adalah memotong rangka-rangka besi yang masih berada pada kolom dan menjuntai. "Itu sudah rusak tidak bisa dipakai. Setelah beres dipotong, baru kami ambil barang buktinya," ujar Ulung. Selanjutnya, untuk pengujian di laboratorium, menurut dia, memakan waktu paling cepat satu pekan.

Kecelakaan kerja itu terjadi pada Selasa dinihari, 20 Februari 2018. Saat itu, cetakan kepala kolom pada proyek Tol Becakayu di Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta Timur, ambrol. Akibatnya, tujuh orang pekerja menjadi korban.

Enam pekerja Tol Becakayu telah dirawat di Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia, sementara seorang lagi dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Keenam korban yang ada di RS UKI Cawang tersebut yaitu Supri (46), Kirpan (36), Sarmin (45), Rusman (35), Joni Arisman (40), dan Agus (17). Sementara itu, korban yang saat ini berada di RS Polri Kramat Jati adalah Waldi (41).

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait