Desain Baru Sudirman-Thamrin Dipertanyakan Aktivis

TEMPO | 8 Maret 2018 | 10:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pendiri Thamrin School of Climate Change and Sustainability, Jalal, mempertanyakan urgensi rencana Sandiaga Uno menebang dan memindahkan 451 pohon di Sudirman-Thamrin. Rencana pemindahan dan penebangan pohon itu tertuang dalam desain baru penataan trotoar dan jalan Sudirman-Thamrin menjelang Asian Games 2018.

Aktivis gerakan #AyoPelukPohon ini mengingatkan rencana Wakil Gubernur Sandiaga Uno tersebut akan berimbas setidaknya pada tiga aspek, yakni lingkungan, ekonomi, dan waktu pengerjaan penataan trotoar. "Harus ada penjelasan memadai kenapa pohon-pohon itu ditebang," kata Jalal, Rabu, 7 Maret 2018.

Menurut Jalal, penebangan pohon di area jalan raya selama ini kerap menggunakan argumen akar pepohonan tersebut sudah rapuh. Yang patut dipertanyakan, ujar dia, yakni ketersediaan ruang (tanah) yang cukup untuk tumbuhnya pepohonan. "Dalam banyak kasus pohon menjadi rapuh karena tidak diberikan ruang yang memadai di akarnya," ujar Jalal.

Dia melanjutkan, penebangan pohon juga bakal berdampak pada kerindangan kawasan. Aspek kerindangan ini tak dapat diabaikan jika Pemprov DKI ingin menata trotoar dengan baik. Kendati pemprov mengganti pohon-pohon yang ditebang, Jalal mengatakan tak akan sebanding jika pepohonan yang ditanam lebih kecil dan sedikit secara ukuran dan jumlah ketimbang sebelumnya.

Selain itu, penebangan pohon juga akan menurunkan mutu udara di sekitar kawasan. Padahal proyek penataan ini dikebut dalam rangka perhelatan Asian Games XVIII yang akan berlangsung Agustus nanti. Jalal mengatakan mutu udara yang buruk akan memengaruhi kondisi para atlet yang berlaga, termasuk atlet tuan rumah. "Di banyak negara banyak penelitian membuktikan bahwa makin buruk mutu udara, kondisi atlet akan turun," ucapnya.

Adapun dari aspek ekonomi, Jalal mengatakan ada potensi pemborosan dalam penebangan dan pemindahan pohon terlebih jika hal tersebut tak mendesak dilakukan. "Meskipun biayanya bukan ditanggung APBD DKI, bukan berarti tidak harus dipertanggungjawabkan dengan benar. Dikhawatirkan apabila sebetulnya pohon itu tidak perlu ditebang dan dipindahkan tapi ditebang dan dipindahkan, itu kan akan membuat biaya berlebih," tutur Jalal.

Aspek terakhir yang disinggung Jalal yakni terkait waktu pengerjaan. Proses penebangan dan pemindahan pohon akan membuat pengerjaan penataan kawasan memakan waktu lebih lama. Sedangkan, Pemprov DKI menargetkan penataan itu akan rampung sebelum Asian Games. "Kami sudah mengingatkan Asian Games itu kan bulan Agustus ya, (tapi sekarang) kondisi Thamrin Sudirman masih berantakan," kata Jalal.

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan pohon di Sudirman-Thamrin akan dipindahkan, namun yang sudah rapuh akan ditebang saja. “Pohon yang sudah rapuh membahayakan para pengguna jalan dan pejalan kaki,” ujar Sandiaga Uno di Balai Kota, Rabu 7 Maret 2018.

Kepala Bidang Kehutanan Dinas Kehutanan Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Jaja Suarja mengatakan bahwa ada 451 pohon yang akan dipindahkan dari kawasan Sudirman-Thamrin. Pemindahan ini merupakan bagian dari penataan trotoar dengan membongkar jalur hijau.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait