Data Registrasi Ulang Diduga Bocor, Kominfo Minta Masyarakat Tak Takut

TEMPO | 15 Maret 2018 | 07:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Direktur jenderal Penyelengaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahmad M. Ramli, mengatakan beredarnya isu kebocoran data tak menyurutkan niat masyarakat untuk melakukan registrasi ulang kartu seluler prabayar.

"Isu tersebut tidak berdampak signifikan kepada antusiasme masyarakat," kata Ramli, dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Gedung Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Rabu, 14 Maret 2018.

Ramli menyebut, menurut data yang masuk ke Kemenkominfo terhitung pukul 07.00 WIB pagi kemarin, sebanyak 351.595.558 nomer sudah melakukan registrasi ulang. Jumlah itu hampir menyentuh prediksi Kemenkominfo yang memperkirakan banyaknya nomor yang akan melakukan registrasi ulang sebanyak 360 juta nomor seluler. "Sedikit lagi akan sampai 360 juta, sesuai dengan prediksi kami," tutur dia.

Ramli juga membantah soal isu kebocoran data tersebut. Namun, ia tidak membantah adanya penyalahgunaan data nomor induk kependudukan (NIK) dan kartu keluarga (KK) oleh oknum tidak bertanggung jawab dalam proses registrasi ulang.

Ramli juga mengatakan bahwa seluruh data kependudukan tersimpan dengan aman oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri dengan perlindungan ketat ISO 270001. Kemenkominfo dan operator seluler, kata dia, tidak mengutak-atik data tersebut karena tugas mereka hanya sebatas validasi.

"Kami mengakui di lapangan terjadi penyalahgunaan NIK dan KK tapi bukan kebocoran. Yang terjadi adalah penyalahgunaan data untuk registrasi. Jadi kata-kata kebocoran itu terlalu tendensius," tutur Ramli.

Sebelumnya, beredar di media sosial bahwa NIK dan nomor KK salah satu pelanggan operator seluler mengalami kebocoran ketika hendak melakukan registrasi ulang kartu SIM-nya. Salah satu pengguna Twitter mencuit bahwa NIK dan nomor KK-nya digunakan oleh 50 nomor telepon lain tanpa seizinnya.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait