Cerita tentang Reza Zakarya "D'Academy 2" Sebulan Disekap di Arab Saudi (bagian 1)

Vallesca Souisa | 17 Mei 2015 | 00:23 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - PANGGUNG D'Academy 2 (DA2) kian panas. Kali ini, Bintang berbincang dengan Reza Zakarya (26) yang sudah tersingkir dari DA2 pada babak 4 besar.

Kontestan keturunan Arab ini memiliki cengkok yang khas, suara yang tentu Anda sudah tahu kualitasnya, dan perjalanan hidup berliku. Selain penyanyi, dia juga pengusaha tas. 

Reza sosok anak muda yang supel dan rendah hati. Menguasai beberapa bahasa daerah. Sangat dekat dengan bundanya dan tipe cowok yang lembut terhadap wanita. “

Iya, bahasaku campur-campur. Karena aku pernah tinggal di beberapa daerah sejak kecil. Pernah tinggal di Pekalongan, Surabaya, dan sekarang tinggal di Bandung, mengikuti pekerjaan Ayah. Ayah seorang wirausaha, dia juga makelar rumah,” bilang Reza ramah. 

Pria kelahiran Surabaya, 12 Mei 1989, ini menjajal beberapa profesi sebelum akhirnya bercokol di panggung DA2. Setelah lulus dari jurusan administrasi pada 2011, Reza menganggur.

Seraya menanti panggilan pekerjaan, Reza menyanyi dari acara pernikahan ke pernikahan bernuansa Arab di Bandung. Lalu ia rajin membuat video klip demi video klip dirinya menyanyikan lagu-lagu pop. Dengan harapan video klip ini dapat menjadi pancingan bagi produser mana pun, untuk melirik dan memanggilnya. Sudah beberapa kali menawarkan kepada perusahaan-perusahaan rekaman, namun jawaban bahagia tak kunjung didapatkan Reza. 

Suatu hari pada 2012, lewat seseorang di Jakarta, datang sebuah tawaran bekerja di Arab Saudi.  Katanya, pekerjaan di bidang administrasi dan di sebuah kantor. Bekerja di luar negeri terdengar menarik untuk anak muda yang baru lulus seperti Reza.

“Aku pikir tawaran ini sama dengan jurusan kuliah yang aku ambil. Aku juga bisa sedikit bahasa Inggris, jadi aku memberanikan diri berangkat ke Arab. Ternyata pas sampai di sana (Arab) aku, kok enggak diposisikan di kantor, malah dimasukkan ke tempat laundry dan dijadikan tukang cuci. Aku di tempat itu digabung dengan orang-orang India,” ceritanya.

Suasana mencekam, terlebih ketika ia tahu dari orang-orang India ini bahwa mereka sudah terperangkap di tempat itu selama 25 tahun. Tidak bisa keluar, semua surat ditahan, alat komunikasi disita.

“Salah satu dari mereka mendorong saya untuk segera keluar dari tempat itu karena kalau tidak akan terperangkap selamanya seperti mereka,” kenang Reza.

Pengalaman ini seperti di film-film, rasanya luar biasa menegangkan dan mencekam. “Setiap hari di malam hari aku menangis. Aku enggak tahu apakah aku bisa kembali bertemu keluargaku,” sambung anak ketiga dari lima bersaudara ini. (bersambung)

(val/gur)

 

Penulis : Vallesca Souisa
Editor: Vallesca Souisa
Berita Terkait