Andrea Dian Hampir Meninggal Gara-gara Kehamilan di Luar Rahim

Indra Kurniawan | 9 Juli 2017 | 09:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Nyawa Andrea Dian (32) nyaris melayang gara-gara mengalami kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik adalah kehamilan di luar rahim. Biasanya, terjadi di tuba falopi (buluh rahim).

Kehamilan ini berbahaya. Jika kandungan terus berkembang, tuba falopi akan pecah dan menyebabkan ibu meninggal.

Sejak mengalami kehamilan ektopik, Andrea tidak ngoyo untuk memiliki momongan. Ia santai sembari menyiapkan fisik maupun mental jika kelak Tuhan memberikan keturunan.  

Andrea menikah dengan Ganindra Bimo (29) pada 11 Mei 2013. Keduanya tidak memasang target punya anak. Belum genap setahun menikah, Andrea dinyatakan positif hamil. Ia bahagia.

Di awal kehamilan, Andrea tidak merasakan sesuatu yang aneh. Kehamilannya tampak normal seperti wanita hamil pada umumnya. Sayang, kebahagiaan itu tidak berumur panjang. 

Andrea harus ikhlas kehilangan calon bayi yang selama ini diidamkan.

“Saya hamil di luar kandungan. Dia tumbuh di saluran indung telur. Bukan di rahim. Saat hamil usia 3 bulan, janin saya pecah dan mengalami perdarahan sebanyak 1,5 liter. Saya hampir meninggal. Jika suami terlambat membawa saya ke rumah sakit saat itu, saya sudah lewat (meninggal). Karena bahaya untuk saya, (janin) harus diangkat, lalu dibersihkan” cerita Andrea kepada Bintang di Senayan, Jakarta Pusat. 

Kehamilan seperti ini tidak bisa diselamatkan sehingga sering disebut keguguran. Setelah dibersihkan, Andrea butuh waktu dua tahun untuk memulihkan kondisinya. Selama itu pula, ia tidak boleh hamil.

“Saya tidak boleh punya anak dulu, karena harus bed rest. Sekarang indung telur saya tinggal satu gara-gara kehamilan ektopik itu. Lebih baik sehat dulu, sebelum mengupayakan hamil lagi. Itu sebabnya, sekarang saya sering berolahraga. Tujuannya, untuk menjaga kesehatan,” terang Andrea yang kini menekuni olahraga lari dan yoga. 

Namun berolahraga teratur saja tidaklah cukup. Aktris kelahiran 11 April ini juga menjaga pola makan.

“Clean eating. Semua dilakukan untuk mempersiapkan kehadiran bayi, agar jauh lebih sehat dari sebelumnya. Saya sudah mengantisipasinya dari sekarang,” beri tahu Andrea.

Beruntung, ia mengalami trauma. Bimo sebaliknya. “Katanya, 'Daripada nanti bini gue tidak ada (meninggal) mending dibawa santai saja',” Andrea menirukan ucapan Bimo. `

 

(ind / gur)

 

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait