Ruben Onsu Sukses Berbisnis Kuliner I Am Geprek Bensu

Indra Kurniawan | 23 Juli 2017 | 08:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Di tengah marak bisnis kue seleb, Ruben Onsu merintis usaha kuliner berbeda namun hasilnya fantastis.

Usaha ayam gepreknya, di bawah bendera I Am Geprek Bensu, kini diburu masyarakat dari berbagai kalangan.

Dibuka sejak Maret 2017, I Am Geprek Bensu itu kini telah memiliki 12 cabang yang tersebar di 5 wilayah Jabodetabek.

Puluhan orang, kebanyakan ojek daring, terlihat antre di gerai I Am Geprek Bensu di kawasan Depok, Jawa Barat.

Mereka menunggu giliran membeli makanan yang harganya murah meriah itu. Saat memesan mereka dipersilakan memilih level kepedasan yang diinginkan. Skalanya 1-10 merujuk pada jumlah sendok cabai yang dipakai.    

Sambil mengantre, mereka bisa mengintip kesibukan para pegawai. Lebih dari 5 orang bertugas menyiapkan pesanan. Mulai dari mengulek cabai, melelehkan keju hingga menempatkan pesanan di boks atau piring anyaman bambu bagi yang akan makan di tempat. Dengan antrean yang mengular setiap hari, tidak heran Geprek Bensu kini menjadi primadona pencinta kuliner.  

Melihat antusiasme masyarakat yang luar biasa terhadap usahanya, Ruben mengucap syukur.

“Alhamdulillah semua outlet penuh. Karena yang saya jual adalah makanan rakyat, jadi lebih mengena ke masyarakat. Bersyukur lagi ada beberapa yang franchise, mereka semua puas. Kata mereka, beberapa kali bisnis kuliner enggak berhasil, baru kali ini berhasil,” ungkap Ruben kepada Bintang di kawasan Kuningan, Jakarta, pekan lalu.

Gerai di Depok, yang dibuka Mei lalu, merupakan cabang ke-2 dari 12 cabang I Am Geprek Bensiu saat ini. Cabang-cabang lainnya berada di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang.

Bisnis I Am Geprek Bensu berkembang pesat, permintaan kerja sama untuk waralaba dari berbagai kota mengalir.

Ruben berencana membuka beberapa outlet baru, di Jabodetabek juga kota-kota besar lainnya.

“Sedang dalam tahap renovasi, training karyawan, dan lainnya. Pokoknya, target sampai akhir tahun ini buka 75 outlet. Di antaranya di Solo, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Medan, Jambi, Balikpapan, Bukittinggi, dan Bandar Lampung,” jelas Ruben.

Ia menerapkan 2 sistem kemitraan: waralaba murni dan sistem kerja sama bagi hasil.

“Franchise enggak sampai 10 outlet, sih. Selebihnya sistem bagi hasil. Ayam dan semua alat dari saya. Mitra hanya menyediakan tempat,” kata Ruben.

Ia tak menyangka bisnis yang baru 4 bulan dirintis melaju demikian cepat. Tentu tidak lepas dari strategi promosi interaktif di media sosial dan popularitasnya.

Ia kerap memasang gambar makanan olahan Geprek Bensu di akun Instagramnya. Ketika viral, pengunjung pun berdatangan atau memesan via aplikasi antar ojek daring. Apalagi harga yang dipatoknya sangat terjangkau. Mulai dari 5 ribu sampai 33 ribu rupiah.

“Ini mimpi saya yang menjadi nyata. Dulu tiap kali lihat Bakmi GM yang selalu ramai, saya membayangkan bisa punya restoran yang digemari banyak orang. Alhamdulillah sekarang terwujud,” Ruben mengucap syukur. 

 

(ind / gur)

 

 

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait