Ahok, Addie MS, dan Ayah Vidi Aldiano Patungan Hidupkan Air Mancur Goyang Monas

TEMPO | 27 Juli 2017 | 17:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Perbaikan air mancur bergoyang yang ada di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, merupakan hasil gotong royong atau patungan. Air mancur yang sempat rusak itu rencananya akan kembali diresmikan pada 12 Agustus mendatang.

Kepala Kantor Pengelola Kawasan (KPK) Monas Sabdo Kristianto membenarkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengenai hal tersebut.

Sebelumnya Djarot mengatakan bahwa perbaikan air mancur bergoyang tidak menggunakan anggaran daerah.

Adapun perbaikan air mancur merupakan hasil gotong royong dari mantan gubernur terdahulu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Kepala Kantor Pengelola Kawasan Monas Sabdo Kristianto, musisi Addie MS, dan ayah penyanyi Vidi Aldiano, Harry Aprianto Kissowo atau yang akrab disapa Harry Kiss. Jika ditotal biayanya mencapai Rp 400 juta.

"Patungan bukan dalam bentuk uang (saja) tapi lebih kepada apa yang dibutuhkan untuk perbaikan. Ini gotong royong dari kami mulai ide gagasan kemudian semua termasuk musik dan sound system," ujar Sabdo kepada Tempo, Kamis, 27 Juli 2017.

Menurut Sabdo, keinginan untuk memperbaiki air mancur di Monas itu muncul secara spontan sejak ia dilantik menjadi Kepala Kantor Kawasan Monas pada 2016u.

Sabdo menyayangkan jika kondisi Monas yang kian membaik dari segi keamanan dan keindahan, namun air mancurnya tidak berfungsi. Sejak lima bulan lalu akhirnya Sabdo beserta anak buahnya pelan-pelan membenahi air mancur bergoyang itu.

"Saya melihat, memperbaiki, menguras, dan mengecek semua ternyata memang diperlukan kepiawaian dalam mengelola itu," ujar Sabdo.

Saat dalam perbaikan, Sabdo beberapa kali menyampaikan kebutuhannya pada Gubernur DKI Jakarta, yang saat itu masih dijabat oleh Ahok. Sabdo menyampaikan beberapa alat yang harus dibeli dan diperbaik, seperti kabe, dan panel listrik. Lalu, Ahok mengirimkan kebutuhan tersebut lewat anak buahnya.

Setelah proses berjalan, Sabdo berkoordinasi dengan Djarot, gubernur pengganti Ahok, untuk segera meresmikan air mancur bergoyang itu. Kemudian, Djarot memberikan sedikit bantuan. Namun, Sabdo menilai masih ada yang kurang dalam pengoperasian air mancur itu, yaitu alunan musik yang tepat.

"Air mancur tanpa musik bagai nasi tanpa garam dan lauk. Akhirnya saya kontak Addie MS dan lalu dia ajak ke Monas untuk lihat langsung," ujar Sabdo. Setelah pertemuan itu, Addie MS sepakat menyumbangkan lagu nasional dan daerah aransemen karyanya.

Tak sampai di situ, ternyata air mancur itu belum maksimal tanpa ada pengeras suara. Tampan pikir panjang, Sabdo menghubungi Harry Kiss untuk meminta bantuan pengeras suara ciptaannya, Speaker Indonesia V8 Sound.

"Sampai tadi pagi saya masih komunikasi sama dia. Harry Kiss sumbang sound system. Jadi itu yang dibilang secara gotong royong, begitu lho," ujar Sabdo.

Menurut Sabdo, keinginan memperbaiki air mancur secara spontan, karena bila meminta anggaran atau pun bantuan lewat mekanisme corporate social responsibility (CSR) harus melalui proses yang panjang.

Selain itu, kata Sabdo, dirinya sudah menghubungi tiga ahli air mancur, namun harga yang ditawarkan terlalu fantastis. 

"Anggarannya kurang lebih segitu (Rp 400 juta) lah. Sekarang kalau uang sekian miliar, masyarakat kita masih butuh yang lebih penting dari air mancur," ujar Sabdo.

Taman Monas sekitar tahun 1974-an pernah hadir dengan kenangan indah tersendiri. Di senja hari, saat gelap mulai merayap, pertunjukkan air mancur bergoyang yang penuh warna menawarkan sebuah ruang kontemplasi tersendiri bagi masyarakat kota. Masyarakat berdatangan dari berbagai wilayah dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menikmati gerak gemulai air yang estetis diiringi musik instrumental. Suasana tenang, aman, nyaman, terbentuk begitu saja, membangun kesenangan tersendiri bagi penontonnya.

Sempat “tertidur” setelah mengalami kerusakan, air mancur menari Monas kembali diaktifkan oleh Gubernur DKI Sutiyoso dengan nama Air Mancur Pesona Monas pada tahun 2005 di lokasi yang pernah dibangun oleh  Gubernur DKI Ali Sadikin itu. Kali ini, air mancurnya bisa menari sekaligus menyanyi, karena tidak lagi diiringi musik-musik instrumentalia.

Sayangnya, usia Air Mancur Pesona Monas juga tak panjang. Ia kembali “tertidur” lebih lama karena alasan biaya perbaikan dan perawatannya yang mahal.

Kini, air mancur bergoyang di Monas akan kembali diresmikan pada 12 Agustus mendatang oleh Gubernur Djarot Saipul Hidayat. Kita tunggu hasilnya.

 

TEMPO.CO

 

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait