Olga Lydia Berharap Gedung di Jakarta Ikuti Standar Keselamatan Luar Negeri

Abdul Rahman Syaukani | 23 Januari 2018 | 10:10 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Olga Lydia miris sekaligus prihatin atas runtuhnya selasar Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin, 15 Januari 2018. Insiden tersebut mengakibatkan sekitar 73 orang luka-luka. Sebagian dari mereka mengalami patah tulang.

Olga Lydia mengatakan gedung-gedung di Jakarta seharusnya mengikuti standar keselamatan seperti di luar negeri. Olga Lydia kemudian mencontohkan sebuah resto di Italia yang secara detail mengukur standar keselamatan. Bahkan kapasitas muatan gedung juga diukur.

"Waktu kemarin saya main ke Carmine’s New York resto di Itali, bangunan itu tertulis kapasitasnya. Mestinya mezanine itu ada tulisan kapasitas juga. Dilihat dari kekuatan konstruksi dan umur bangunan, akses kalau terjadi keadaan darurat, sirkulasi udara, dan lain-lain," ungkap Olga Lydia kepada Tabloidbintang.com.

Lebih lanjut diktakannya, meskipun bangunan gedung sudah kuat, tetap rentan akan kecelakaan jika digunakan melebihi kapasitas.

"Memang ini tantangan teknik sipil. Setelah menghitung kekuatan struktur, membangun sesuai perhitungan, tapi di ujungnya, susah juga kalau digunakan enggak sesuai dengan perhitungan awal. Misalnya rumah tinggal jadi club. Kan bebannya beda," lanjutnya.

"Seperti mezzanine yang mungkin hanya untuk lewat, tapi digunakan untuk beban lebih karena orangnya padat. Bukan salah pengguna tentu, kalau enggak ada peringatan atau kapasitas mezanine," ungkap Olga Lydia lebih lanjut.

Diceritakan Olga Lydia, salah satu ruangan di gedung Carmine’s New York resto di Italia tertulis kapasitas maksimal 297 orang. Lebih dari itu berbahaya dan dianggap melanggar hukum karena mengancam keselamatan.

"Semua gedung (harusnya) ada tulisannya (maksimal kapasitas). Kalau pemilik tempat melanggar ya pengunjungnya bisa protes," tandas Olga Lydia.

(man/ari)

Penulis : Abdul Rahman Syaukani
Editor: Abdul Rahman Syaukani
Berita Terkait