Sebelum Tutup Usia, Michelle Ziudith Bertekad Harus Mengunjungi 8 Tempat Ini

Wayan Diananto | 6 Mei 2018 | 18:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Michelle Ziudith memperlihatkan bucket list atau daftar yang ingin ia capai yang berisi 8 tempat yang ingin dikunjungi.

Terkait bucket list, Michelle bilang, “Sebelum meninggal, saya harus mengunjungi delapan tempat itu.”

Di luar kesibukan mempromosikan film, bintang sinetron Love In Paris dan Diam-diam Suka terbang ke Jepang. Misinya, melihat bunga sakura mekar. Melihat sakura mekar merupakan satu dari delapan tempat yang ingin dikunjungi Michelle sebelum menutup mata. 

Delapan tempat itu yakni mengunjungi festival musik Coachella AS, menikmati Tomorrowland di Belgia, melihat aurora di kutub utara, terbang ke Blue Lagoon Islandia, hiking di Angel Falls Venezuela, melihat bunga sakura mekar di Jepang, menikmati matahari terbenam di Yunani, dan mencicipi kesegaran pina ciloda di Hawaii.

Sayangnya, Michelle liburan ke Jepang di waktu yang kurang tepat. “Tahun ini ternyata, musim dingin di Jepang mundur. Tokyo yang biasanya tidak dilanda salju, tahun ini tertutup salju. Musimnya mundur, semuanya kacau. Jujur kecewa banget, tapi saya berpikir, ya sudahlah, enggak apa-apa. Mungkin belum rezeki saya melihat sakura mekar. Belum terkabul tahun ini, mungkin tahun depan,” beri tahu Michelle.

Menyusun bucket list, bagi Michelle, sangat penting. Bucket list adalah simbol mimpi dan tujuan hidup. Kalau tidak punya impian, seseorang tidak akan tahu tujuan bekerja keras. Dua-tiga tahun lalu Michelle berpikir, kerja keras ini untuk membahagiakan keluarga. 

“Dulu saya bilang bekerja untuk membahagiakan keluarga khususnya mama. Saya mah cukup begini-begini saja. Setelah keluarga bahagia, saatnya menyayangi diri sendiri, bukan? Saatnya mengejar mimpi pribadi. Ini bagian pendewasaan diri. Karenanya, saya membuat motivasi lewat bucket list,” ungkap Michelle yang memulai karier lewat program Miss Celebrity 2009.

Pencapaian lainnya, Michelle Ziudith tengah mengasah naluri bisnis. Kabarnya, ia bersiap membuka kedai kopi. Saking seriusnya, ia sekolah meracik kopi selama seminggu.

“Dari kursus singkat selama seminggu, sekarang saya bisa meracik espreso, cappuccino, dan latte art. Doakan semoga mimpi membuka kedai kopi terwujud,” pungkasnya.

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait