Diastika Lokesworo Merancang Bangunan 7 Lantai di Samping Teater Warner Bros

Wayan Diananto | 12 Mei 2018 | 10:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Di Los Angeles, Diastika Lokesworo dipercaya merancang bangunan 7 lantai di samping Teater Warner Bros. Gedung itu diproyeksikan menjadi ruang kreatif bagi para musisi indi, penari, dan pelukis AS.

Sebagai musisi indi, Diastika tahu persis susahnya mencari tempat bereksperimen. Ia meyakinkan Warner Bros. untuk memfasilitasi para seniman indi, lalu memamerkan karya mereka berdasarkan kesepakatan dua pihak. Rancangan Diastika disetujui.

“Di samping Teater Warner Bros., ada lahan kosong, tidak terlalu luas, saya lupa detail ukurannya. Di situlah klien berencana membangun gedung bernuansa modern untuk mendampingi gedung utama (yang berdiri sejak 1920—red.). Pembangunan dimulai tahun depan. Untuk proyek ini, saya mencari inspirasi desain gedung dengan mendengarkan musik-musik indi dari jaz hingga R&B. Musik memberi banyak inspirasi untuk berbagai profesi,” papar Diastika yang kembali ke Indonesia untuk menegakkan karier arsitek sembari bermusik.

Diakuinya, profesi arsitek masih identik dengan laki-laki. “Di Institut California Selatan, 70 persen muridnya laki-laki. Arsitek perempuan masih langka. Tugas perempuan, terus memperlihatkan bahwa hasil rancangan kita tidak kalah dengan laki-laki,” imbuhnya.

Saat berkantor di Los Angeles, konfigurasi karyawannya pun didominasi laki-laki. Mayoritas klien, kata Diastika, kaget saat arsitek yang mempresentasikan rancangan properti perempuan dan masih muda. Karenanya dia menyarankan perempuan yang berkarier memiliki sistem pendukung.

“Anda tidak bisa menghadapi kondisi seperti ini seorang diri. Anda harus punya support system. Di Los Angeles, bos saya menyadari kemampuan saya. Ia turut meyakinkan klien terkait kemampuan saya mendesain. Orang tua jelas mendukung. Kemampuan menggambar saja tidak cukup. Perempuan harus punya kemampuan berkomunikasi di depan banyak orang,” beri tahu Diastika yang baru meluncurkan single “Kesempatan”.

Terakhir, percaya diri. Saat mayoritas rekan kerja laki-laki, minder kadang menghantui.

“Di kantor atau saat presentasi di depan klien, kita harus bisa mengendalikan situasi. Satu-satunya jalan, membangun rasa percaya diri,” ia mengakhiri perbincangan.

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait