Cara Artika Sari Devi Menyiasati Mati Gaya saat Liburan Lebaran

Wayan Diananto | 16 Juni 2018 | 13:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Artika Sari Devi (38) tidak mudik Lebaran, mengingat kedua orang tua dan mertuanya tinggal di Jakarta. Saat Lebaran tiba, Artika dan suaminya, Baim (43), menjadi tuan rumah.

Mereka mengundang keluarga besar berkumpul. Orang tua dan mertua Artika menginap. Momen inilah yang ditunggu Artika. Bersama ibu, Puteri Indonesia 2005 itu memasak di dapur sambil mengenang masa kecilnya.

“Ibu saya pengusaha katering. Sejak kecil saya terbiasa turun ke pasar tradisional dan dapur. Saat Lebaran, Ibu menginap di rumah. Beliau tidak mungkin tinggal diam, pasti ikut repot di dapur. Itulah momen kebersamaan khas Lebaran. Kami menjadi penjaga gawang Ibu Kota saat mayoritas warga Jakarta pulang kampung. Sebenarnya, saya punya kampung halaman, di Bangka Belitung. Saya mudik ke sana setelah Lebaran sekalian berlibur,” cerita Artika di Jakarta, pekan lalu.   

Berkaca pada pengalaman Lebaran sebelumnya, puncak keriaan Lebaran terjadi pada hari pertama dan kedua. Setelah itu kerabat, orang tua, dan mertua pulang. Rumah kembali sepi sementara liburan Lebaran masih panjang. Kalau sudah begini, Artika-Baim mati gaya. 

Terpikir oleh Artika-Baim untuk mengajak kedua putri mereka, Sarah Abiela Ibrahim (8) dan Dayana Zoelie Ibrahim (5), pelesir ke luar Jakarta. Niat itu batal usai melihat berita di layar kaca soal ramainya destinasi wisata saat liburan Lebaran. 

“Mati gaya itu benar terjadi. Mau pergi ke tempat wisata? Percaya, deh pasti penuh sesak. Akhirnya, saya mengajak anak-anak kencan di dapur. Anak pertama saya, Abbey (panggilan Sarah—red.), suka bikin kue. Usianya baru 8 tahun, tapi sudah bisa bikin kukis dan memodifikasi resep,” beri tahu bintang film Roman Picisan. 

Abbey, kata Artika, mahir membuat kukis keju. Bagian atas kue itu dibentuk serupa telur ceplok. Momen itu diabadikan Artika lewat fitur Instagram Stories. Sejumlah warganet mempertanyakan, dari mana si sulung memperoleh keterampilan itu. Artika menjawab ia tak pernah mengajari atau memaksa putrinya masuk dapur. Semua berawal dari keteladanan. 

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait