Kisah Luna Maya Melawan Post-power Syndrome

Wayan Diananto | 15 Juli 2018 | 04:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Orang mengira Luna Maya kembali lagi ke lokasi syuting lewat sinetron Nada Cinta (MD Entertainment, 2011). Di sinetron itu, ia memerankan Susan. Luna beradu akting dengan Dewi Sandra, Olla Ramlan, Mikha Tambayong, dan Randy Pangalila. Nada Cinta terbilang sukses, jumlah episodenya mencapai 244.

Namun Luna menyebut, bukan Nada Cinta titik balik dalam kariernya melainkan, sebuah FTV di SCTV rilisan Screenplay Productions akhir 2010. FTV itu mendapat rating tinggi lalu ditayangkan berkali-kali. 

Saat itulah, produser melihat kebintangan Luna belum pudar. “Saya lupa judulnya tapi ingat lawan mainnya Oka Antara. Setelah itu, barulah saya main sinetron,” cerita Luna. 

Untuk sampai ke lokasi syuting FTV pun tidak gampang. Luna mengingat, setelah skandal videonya meledak dan menjadi isu nasional, tawaran syuting sepi. Untuk menafkahi diri, bintang sinetron Anggun dan Tendangan Si Madun menjadi reseller tas. 

“Saya yang dulu sering membeli tas kemudian menjadi reseller tas. Ada sahabat yang terbang ke Paris, pulang ke Indonesia membawa banyak tas untuk dijual. Saya membantunya berjualan dengan keuntungan 500 ribu rupiah per tas. Lumayan. Jangan salah, saat masalah itu terjadi, saya juga mengalami depresi. Saya mengalami yang namanya post-power syndrome. Saya berjuang melawan mental illness itu cukup lama, sekitar dua tahun,” ia blakblakan.

Luna menggambarkan, melawan post-power syndrome bagaikan berperang dengan sesuatu yang tidak terlihat. Makin terasa berat karena ia bagai tergelincir dari puncak popularitas ke dasar jurang. Luna dulu bintang produk sabun mandi terkenal. Pada 2009, ia disebut sebagai bintang televisi dengan bayaran termahal dan aktris layar lebar termahal ketiga. Tahun yang sama, ia masuk daftar 10 Bintang Berkilau dan menjadi Bintang of the Year versi Bintang. 

“Saat Anda berada di posisi puncak kemudian terpuruk, lalu semua orang meninggalkan Anda, seperti apa rasanya? Itulah post-power syndrome dan itu rasanya suliiit sekali. Apakah saya saat itu berpikir habis sudah karier? Ya. Saya sempat menjadi penjual tas. Setelah itu saya berpikir memulai bisnis kecil-kecilan, menemukan hal-hal baru, sedikit demi sedikit pekerjaan mulai datang,” demikian Luna menggambarkan kondisinya sewindu silam.

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait