Iqbaal Ramadhan Nongkrong di Warkop: Mas Dilan, Mau Pesan Apa?

Wayan Diananto | 21 Juli 2018 | 11:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Diakui Iqbaal, sejak Dilan 1990 meledak ada banyak tawaran main film. Namun ia tak mau menerima sembarang tawaran. Iqbaal menghindari aji mumpung dan terlalu sering muncul di layar putih. Penting untuk membuat pencinta film dan penggemar kangen, lalu ia muncul pada saat yang tepat. 

Komitmen itu menguat setelah bulan lalu, Iqbaal membaca cuitan Joko Anwar tentang film Lebaran. Joko menonton dua film Indonesia. Di tengah jalan, ia keluar studio lantaran tidak tahan dengan alur ceritanya. Dia pindah ke studio sebelah, ternyata menurutnya kualitas filmnya sami mawon. Bikin film bagus tidak gampang. Iqbaal termotivasi untuk berburu peran bagus. Standar film yang ia bintangi harus di atas rata-rata. Dilan 1990 awal yang indah baginya. 

“Dilan 1990 mengubah hidup saya. Dilan adalah game changer untuk perfilman Indonesia. Gara-gara film itu orang percaya lagi dengan film lokal,” Iqbaal berpendapat sembari mengakui, peran Panglima Tempur memangkas kebebasannya. 

“Saat menongkrong di warung kopi langganan di samping rumah untuk memesan mi instan, penjualnya tergopoh-gopoh dan bilang, 'Mas Dilan, mau pesan apa?' Padahal enggak harus bersikap seperti itu.”

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait