Yuyun Ismawati Drwiega Tak Putus Asa Mewujudkan Dunia Bebas Toksik

Yuriantin | 4 Agustus 2018 | 10:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Yuyun Ismawati Drwiega mengingatkan, isu toksik sebenarnya dekat dengan masyarakat. Menurutnya, masyarakat terpapar dan menggunakan bahan-bahan berbahaya serta beracun, yang tidak atau belum diketahui dampaknya.

"Biasanya penelitian-penelitian tentang dampak bahan kimia yang bersifat persisten, bioakumulasi, dan beracun (PBT) baru terlihat setelah 5-30 tahun. Sehingga kita hanya tahu atau merasakan sakit parah, penyakit aneh tanpa tahu sebabnya," papar peraih Goldman Environmental Prize 2009—penghargaan untuk aktivis lingkungan tingkat dunia.

Belum lagi, proses industri dan produksi barang-barang kini banyak menggunakan bahan yang bersifat karsinogenik dan memicu penyakit pengganggu hormon.

Menangani isu toksik, Yuyun tak hanya melihat dari sisi teknis semata. Mengikuti pertemuan regional dan internasional, Yuyun membawa pulang isu kebijakan yang disepakati secara global dan mendorong pelaksanaannya.

"Sebagian besar hasil kerja advokasi kami dapat dilihat 5-7 tahun setelah kami mulai mengadvokasi masalah dan memicu lahirnya peraturan baru atau peraturan yang direvisi," kandidat PhD Penelitian Medis-Kesehatan Internasional Universitas Ludwig Maximilian, Munich, berujar.

Untungnya, kesadaran masyarakat akan isu lingkungan meningkat. Berkat teknologi digital dan media sosial, pesan lingkungan atau kasus pencemaran lingkungan tersebar luas. Kendati masih ada yang bercampur baur dengan hoaks.

Selain memilah bahan bacaan, Yuyun berpesan agar masyarakat terbiasa mencari tahu kandungan produk yang digunakan sehari-hari.

"Baiknya baca 2 atau 3 artikel referensi sebagai pembanding. Informasi tersebut dicerna, didiskusikan dengan orang terdekat, dan jadikan pertimbangan mengambil keputusan saat belanja berikutnya," anjur wanita yang kini bermukim di Inggris ini. 

(yuri / gur)

Penulis : Yuriantin
Editor: Yuriantin
Berita Terkait