Nirina Zubir dan Kunci Suksesnya Wirausaha

Wayan Diananto | 19 Agustus 2018 | 19:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Di luar seni peran, Nirina Zubir (38) mengelola tiga bisnis yakni restoran steik Holycow di Bandung, thai tea HQQ di Pasar Santa Jakarta, dan dendeng balado dendang.

Mantan VJ MTV ini berbagi cerita soal asyiknya wirausaha sembari menjaga eksistensi di dunia hiburan. Restoran steik dan usaha thai tea dibangun Nirina bersama sahabatnya, Lucy Wiryono. Sementara dendeng balado dirintis bareng suami, Ernest Fardiyan Syarif.

Na, demikian Nirina disapa, menyebut bagian tersulit dari membesarkan bisnis adalah konsistensi. Untuk hadir di tengah karyawan dan mengontrol kualitas dibutuhkan niat serta konsistensi. Saat mendirikan HQQ, bintang film Get Married dan Heart terlibat dari meracik menu hingga memantau jumlah gelas yang terjual setiap hari.

“Bahkan pernah saya mengaduk sekitar 300 gelas buat pelanggan. Saya mengecek berapa gelas yang sudah dijual per karyawan. Kalau karyawan bilang baru 35, saya bantu dengan promosi lewat medsos. Artinya, melibatkan diri dan membaca laporan pandangan mata dari karyawan yang langsung berhadapan dengan konsumen sangat penting. Itu yang saya maksud dengan quality control. Ini harus dilakukan secara konsisten,” terang Na di Jakarta, pekan lalu.

Mempromosikan dagangan di akun medsos saja tidak cukup. Na dan Lucy menjalin kerja sama dengan platform digital Go-Food untuk menaikkan omzet. Di platform itu, HQQ menggelar berbagai promosi, salah satunya beli satu gratis satu. Promosi ini rupanya efektif menyita perhatian calon konsumen. HQQ yang baru berdiri Ramadan lalu kian dikenal khalayak. Omzet harian HQQ terbilang tinggi. Sayang, Na enggan menyebut angka. 

Sementara restoran Holyribs di Bandung mengalami rebranding atau dipasarkan dengan identitas baru, yakni Holycow sejak Ramadan lalu. Rebranding, kata Na, penting untuk penyegaran sehingga konsumen tahu, restoran miliknya terus berbenah.

Untuk dendeng, berjalan berdasarkan permintaan konsumen dan lebih fokus melayani katering dengan memberlakukan jumlah minimum pemesanan.

Tiga bisnis ini memiliki karakter berbeda. Perbedaan ini tantangan yang membuat Na bersemangat.

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait