Ferdiansyah Bicara Pro dan Kontra Kopi Bening

Agestia Jatilarasati | 2 September 2018 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Setelah berhasil menemukan cara mengubah kopi menjadi bening, Ferdiansyah merasa ragu memperkenalkan kopi bening buatannya ke pasar.

“Apa orang bisa menerima kalau kopi (warnanya) bening?” begitu pikirnya.

Akhirnya Ferdi hanya memperkenalkan kopi buatannya kepada orang terdekat, juga teman-teman dari sang ayah angkat, Ibnu, yang kebanyakan adalah ilmuwan.

“Makanya kopi bening ini sudah diteliti oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-red) dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi-red) dari awal, karena mereka penasaran kenapa kopi bisa jadi bening dan apakah ini tetap aman dikonsumsi setelah berubah menjadi bening? Setelah diteliti, ternyata aman dikonsumsi,” ujarnya.

Setelah kopi bening buatannya terverifikasi dan aman dikonsumsi, Ferdi memilih vakum membuat kopi bening karena kembali merasa tidak percaya diri melepas penemuannya ke pasar.

“Beberapa bulan kemudian mulailah ramai kabar keluarnya kopi bening di London. Saya langsung sakit. Kemudian istri saya menyemangati dan mengatakan bahwa sudah saatnya saya melepas kopi bening ke pasar. Di November 2017, saya memperkenalkan kopi bening ke pasar dengan nama Nano Coffee, dan telah dipatenkan juga di HAKI. Namun banyak orang lebih familiar menyebutnya Kopi Bening,” ungkapnya.

Awal perkenalan ke masyarakat, Ferdi menemui berbagai hambatan. “Saya menyadari sangat sulit mengubah stigma yang sudah ada. Kopi itu harus hitam atau cokelat, bukan bening. Sampai sekarang banyak orang yang masih tidak percaya kopi bisa jadi bening bahkan ada juga yang bilang saya membuat kopi bening dari essence kopi. Banyak juga yang bilang saya ini curang atau hanya mencari sensasi. Namun jika memang ada yang sangat penasaran dengan pembuatan kopi bening, bisa datang ke rumah dan lihat cara pembuatannya langsung,” ujarnya.

Akhirnya secara perlahan Nano Coffee atau Kopi Bening mulai diterima masyarakat. Bahkan kini, ia mampu menjual 2000 botol kopi bening per bulannya dengan harga per botol 40 ribu rupiah, untuk semua varian rasa: original, karamel dan hazelnut. Pembelinya juga tak hanya dari Indonesia, tapi juga mancanegara seperti Singapura, Jepang dan Amerika Serikat.

(ages / gur)

Penulis : Agestia Jatilarasati
Editor: Agestia Jatilarasati
Berita Terkait