Sergei Litvinov: Dari Pesepak Bola, Penjual Jus, Hingga Pemain Sinetron

Vallesca Souisa | 21 September 2018 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sergei Litvinov (32) jadi idola anak kecil berkat penampilannya sebagai pelatih sepak bola remaja, Mister Sergei, di sinetron Kun Anta (MNC TV).

Bukan peran besar, tapi aksen bahasa Indonesia yang lucu serta polahnya yang kocak mencuri hati. Di balik sikap riang di layar kaca, ternyata Sergei mengalami liku-liku kehidupan yang bikin terenyuh. Ini kisah Mister Sergei. 

Jauh sebelum dikenal sebagai pelatih sepak bola di Kun Anta, pria kelahiran Rusia, 29 September 1986, ini sejatinya pesepak bola profesional rentang tahun 2006-2010. Ia bahkan sempat bergabung dalam tim nasional Rusia U-21.

“Pada 2010 itu usia saya sudah 24 tahun. Saya pikir-pikir, sudah 24 tahun, sudah enggak mungkin lagi dapat prestasi di timnas negaraku. Karena jujur saja, mereka punya level (pemain) yang lebih bagus, lebih muda,” kenang Sergei. 

Kebetulan ada teman yang menawarinya berkiprah di Asia Tenggara. “Jelas, permainan bola di Asia Tenggara di bawah level Eropa atau dunia. Jadi saya mau coba,” ungkapnya.

Terbanglah pria bernama lengkap Sergei Aleksandrovich Litvinov ini ke Indonesia dan menandatangani kontrak dengan tim sepak bola Solo FC pada 2011. Dari sinilah ia mulai akrab dengan Indonesia, bahkan bisa berbahasa Jawa. 

“Saya main bola di sini sekitar 3 tahun. Pada 2012 sempat main juga di Persikab Bandung. Lalu pada 2013 sampai 2014 main di PSLS Lhokseumawe, tapi gaji saya selama 6 bulan belum dibayar, sampai sekarang,” beber Sergei. 

Uang hasil jerih payah tak kunjung cair, Sergei mulanya bertahan hidup di Aceh dengan uang tabungannya. “Lama-lama tabungan saya habis buat bayar tempat tinggal dan makan. Benar-benar habis. Sampai suatu hari ada kenalan agen bola profesional yang membelikan saya tiket pesawat. Saya balik ke Solo. Ada penawaran dari divisi utama di sana, tapi saya baru pulih dari cedera dan saya sudah kesal banget, kecewa soal uang enggak dibayar. Sudah diupayakan, tapi entah lari ke mana uang itu,” cerita Sergei. 

Tanpa pekerjaan, tanpa uang, Sergei ditolong temannya, Nugroho, yang senantiasa mendengarkan curhat-nya. “Teman saya ini berjualan jus di Solo, di daerah Kartopuran, dekat toko Matahari. Saya membantu teman menjual jus dan dia memberi saya makan, jadi kami barter. Ora opo-opo, laki-laki sejati harus bisa mengerjakan apa saja,” ucapnya. 

Kehadiran sosok bule ganteng di tempat jualan jus menarik perhatian pembeli hingga suatu hari datang seorang wartawan meliput aktivitas Sergei berjualan.

“Lalu besoknya datang sekitar tujuh wartawan lagi untuk meliput. Mungkin karena pemberitaan ramai, saya diundang ke acara Deddy Corbuzier, Hitam Putih, pada 2014. Di sinilah saya kenal dengan almarhumah Julia Perez. Dia bantu saya juga. Sampai saya sempat ikut beberapa sinetron, sebentar-sebentar saja. Lalu jadi bintang tamu di acara D'Terong Show beberapa kali,” Sergei menyambung.

Tampil di beberapa acara, wajahnya mulai dikenal orang. Kehidupannya membaik. “Saya rasanya jadi seperti figur publik,” ujarnya. Beberapa saat merasa bahagia, tiba-tiba muncul masalah baru.

“Izin tinggal saya sudah lewat masa. Akhirnya saya ditangkap petugas imigrasi dan dideportasi pada 2015. Sakit rasanya,” ungkap Sergei. 

Kembali ke Rusia, Sergei main dua musim untuk klub futsal MFK Zarya Yakutsk. “Akan tetapi saya memutuskan kembali ke Indonesia akhir 2017. Saya pikir, sudahlah, saya cari kerja di Indonesia saja. Jadi pembawa acara, pemain sinetron, saya coba.” Malah sempat mengeluarkan single, “Bule Cinta Indonesia”, awal tahun ini. 

Lalu mendapat kesempatan main di sinetron Kun Nanta, yang sempat bertengger di posisi 10 besar rating pertelevisian.

“Dari Kun Anta, saya ditarik main ke sinetron Tendangan Garuda. Sayangnya, hanya beberapa episode,” kata Sergei. Inginnya balik lagi ke Kun Anta, enggak tahunya sinetron ini tamat per 31 Agustus lalu. Waduh, terus bagaimana nasibmu? 

Sergei percaya, selama punya harapan yang kuat dan mau berusaha keras, pasti ada jalan. Makanya, perhatiannya saat ini tertuju kepada karier, belum ada ruang untuk pasangan.

“Saya jomlo. Kalau mau, sih banyak yang mau sama saya. Namun yang penting sekarang adalah pekerjaan,” pungkas Sergei. 

(val / gur)

Penulis : Vallesca Souisa
Editor: Vallesca Souisa
Berita Terkait