Ernest Prakasa-Meira Anastasia, Hikmah di Balik Pertengkaran di Lokasi Syuting

Wayan Diananto | 29 Desember 2018 | 09:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - “Kalau cara kerjanya kayak begini, sih aku enggak sanggup. Kamu butuh aku, kita sama-sama butuh. Jadi (cara) komunikasi semestinya bisa lebih baik dari ini,” tegas Meira Anastasia (35) kepada suaminya, Ernest Prakasa (36), di lokasi syuting Milly & Mamet, di Jakarta.

Kalimat itu dilontarkan Meira sesaat setelah Ernest memarahinya di hadapan kru. Meira menjadi asisten sutradara, mendampingi Ernest. Tugasnya, menangani tata artistik, kostum, dan aksesori. Sementara Ernest mengawal naskah, akting para pemain, dan elemen teknis lain. 

Lokasi syuting dengan beban kerja yang tinggi membuat emosi kru serta pemain tidak stabil. Ernest beberapa kali merasakannya. Saat suasana hati sedang tidak bagus dan kinerja Meira dinilainya tidak sesuai ekspektasi, emosi Ernest meluap. 

“Memang susah, ya. Di tengah syuting, enggak setiap saat saya bisa bilang, 'Sayang, sini sebentar aku mau ngomong sama kamu.' Kadang, saya kelepasan sehingga keluarlah kata-kata yang enggak mengenakkan. Salah saya, sih. Amarah saya malah kontraproduktif. Orang lain yang melihat juga merasa enggak enak,” aku Ernest di Jakarta. 

Peristiwa itu sempat membuat Meira kapok menjadi kru. “Di lokasi syuting, beban kerja berat dan bisa bikin uring-uringan. Saya belum pernah menjadi kru sebelumnya. Syuting Milly & Mamet tempo hari saya jadikan fase adaptasi sebagai asisten sutradara dan bukan sebagai istri Ernest. Ini pembuktian bahwa saya bisa berkontribusi (di film),” ujar penulis buku Imperfect itu. 

Selalu ada hikmah di balik masalah. Hikmah dari pertikaian di lokasi syuting, pasangan ini semakin mantap berada dalam satu frekuensi. Ernest menyadari, pengenalan dan adaptasi terhadap pasangan merupakan proses seumur hidup. Tidak ada pasutri yang 100 persen cocok.

“Setelah 11 tahun menikah, ternyata proses adaptasi itu masih terus berjalan,” simpul Ernest, diiakan Meira.

Mereka percaya, tak ada masalah yang tidak bisa dibicarakan baik-baik. Karenanya, mereka kerap berdiskusi termasuk soal menambah momongan. 

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait