Laninka Siamiyono Membangkitkan Semangat  Para Difabel Melalui Riasan

Agestia Jatilarasati | 2 Januari 2019 | 07:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Profesi bloger kecantikan kian menjamur. Salah satu bloger kecantikan yang mungkin pernah Anda dengar namanya adalah Laninka Siamiyono (27).

Berbeda dengan bloger kecantikan biasa, ia adalah penyandang disabilitas. Meski diliputi keterbatasan fisik, Laninka merasa tak terbatas sama sekali, terutama soal mempercantik diri.

Laninka menderita penyakit Autoimun Rheumatoid Arthitis (RA), peradangan kronis pada sendi, sejak usia 13 tahun. Suatu hari, sepulang sekolah, ia panas tinggi dan muncul bercak merah di sekujur tubuhnya “Dokter mengatakan itu campak,” kata Laninka saat dihubungi Bintang, minggu lalu.

Setelah berobat, keadaannya justru memburuk. Ia kembali dibawa ke rumah sakit dan didiagnosis terkena penyakit tifus. 

Setelah mendapat perawatan, kondisinya membaik sehingga diperbolehkan pulang. Namun beberapa lama kemudian, rasa nyeri dan linu di sekujur badan menyerang lagi.

“Kemudian dibawa ke dokter lagi dan didiagnosis kurang zat besi dan diberi berbagai macam obat. Nah, kalau aku enggak minum obat itu, badan aku sakit semua. Akhirnya aku dibawa ke RSCM. Di sana ketahuan bahwa aku mengidap RA. Namun dokter juga menemukan masalah lain yaitu, lambung aku meradang karena terlanjur minum banyak obat,” Laninka berbagi cerita.

Akhirnya dokter memutuskan untuk mengobati masalah perut Laninkan terlebih dahulu baru  mengobati RA, yang dideritanya. Sayangnya, ketika  itu tubuh Laninka sudah sulit digerakkan. Bahkan mendapat sentuhan sedikit saja,   merasa sangat kesakitan. RA yang dideritanya terlanjur parah.

“Ketika itu aku merasa terpuruk dan menarik diri dari dunia luar. Bahkan memutuskan berhenti sekolah. Aku sampai mempertanyakan mengapa Tuhan memberi penyakit yang bahkan orang tuaku tidak pernah mendengar namanya. Hidupku seperti  selesai  saat itu,” sesalnya.

Akan tetapi suatu waktu, seorang teman datang menawarkan sebuah katalog riasan pada Laninka. Dengan niat membantu, ia memutuskan  membeli eyeliner. Kala itu, dibantu salah seorang keluarga, ia menggunakan eyeliner untuk kali pertama.

“Aku  merasa berbeda. Aku merasa seperti sedang healing secara psikis. Akhirnya aku melihat video kecantikan di YouTube dan akhirnya tertarik untuk mencoba (berkarya),” ujarnya.

Karena kondisi tangannya sulit ditekuk, Laninka berpikir bagaimana caranya bisa merias wajah tanpa bantuan orang lain?

“Kebetulan di rumah ada tongkat penggaruk punggung punya Ayah. Ya sudah aku ikat kuas rias di sana dan aku gerakkan tongkat itu untuk menyapukan berbagai macam riasan sampai mahir. banyak teman yang memaksa aku membuat vlog. Tapi aku ragu, kan. Masa iya aku bisa? Aku kan belum punya kamera profesional. Pokoknya banyak banget alasan yang membuat aku ragu untuk mencoba dan akhirnya pada Agustus 2017, aku membuat konten YouTube,” ungkap wanita kelahiran 5 Januari ini.

Niat Laninka membuat vlog adalah untuk menunjukkan bahwa kaum difabel sepertinya bisa melakukan hal yang sama seperti yang orang lain lakukan, termasuk berdandan.

“Selain itu, aku juga ingin menunjukkan pada orang non difabel, seperti apa kehidupan kami sebenarnya. Harapannya agar masyarakat lebih ‘ramah’ terhadap kami,” ungkap Laninka. 

Namun ia tak puas hanya dengan membuat konten video. Laninka punya mimpi lebih besar, yakni membuat kegiatan sosial untuk para difabel.

“Pada Desember 2017, aku punya keinginan  memberikan lipstik buat para difabel. Namun saat itu aku berpikir, aku harus jadi ‘sesuatu’ dulu, baru mengimplementasikan keinginan aku. Tapi kalau menunggu begitu, kapan jalannya? Akhirnya pada Juli 2018, aku memutuskan mengampanyekan Lipstik Untuk Difabel.”

Target yang ia tetapkan pada saat itu adalah mendapatkan 1000 lipstik bagi para difabel. Namun karena ragu, ia hanya menargetkan mendapat 10 lipstik setiap  satu bulannya.

“Karena pengikut aku juga masih sedikit, jadi butuh waktu selama dua minggu sampai kampanye itu tersebar luas. Alhamdulillah, kampanyenya tersebar luas dan dalam 1 bulan terkumpul 1000 lipstik,” kenangnya seraya memberi tahu bahwa lipstik tersebut disumbangkan ke yayasan, komunitas dan sekolah difabel di daerah Jakarta.

Tak hanya membagikan lipstik, ia bersama bloger kecantikan lain, Kiki Siantar melakukan proyek kolaborasi, yakni membuat penggalangan dana untuk membeli lipstik bagi para difabel. “Kami mendapat 90 juta rupiah saat itu. Akhirnya karena target lipstik sudah tercapai, kami memutuskan  membeli alat makeup lain. Akhirnya kami membeli 90 paket makeup,” kenangnya.

Paket makeup itu ia gunakan sebagai alat dalam  kelas rias khusus para difabel yang  dibuatnya bersama  Kiki.

“Jadi karena ini adalah proyek sosial,  dana untuk membuat kelas makeup murni dari sponsor, mulai dari tempat, konsumsi, sampai bingkisannya. Alhamdulillah, harapan saya untuk menyebarkan semangat kepada para difabel lewat riasan dimudahkan jalannya oleh Tuhan,” pungkasnya.  

(ages / gur)

Penulis : Agestia Jatilarasati
Editor: Agestia Jatilarasati
Berita Terkait