Kisah Ustadz Arifin Ilham, Menangis Lihat Menteri Minum-minum Ditemani Wanita

Binsar Hutapea | 23 Mei 2019 | 15:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Arifin Ilham dikenal sebagai ustadz kondang yang kesehariannya disibukkan dengan dakwah dan zikir di berbagai tempat. Ia mengawali kegiatan zikiran pada 1996. Ternyata ada kisah menarik di balik

“Diawali saya pergi ke diskotik pada malam tahun baru 1996. Mulanya habis ceramah, salah satu jemaah yang baru pulang dari Amerika bilang, 'Ustadz ini, yang diceramahi orang-orang baik semua. Sekali-sekali dong ke diskotik.' Akhirnya saya  datang ke diskotik, pertama sekaligus yang terakhir. Saya dibawa ke Hotel. Saya dibawa  ke ruangan khusus yang ada kameranya. Dari ruang itu, kami melihat ada salah seorang pejabat menteri dan wakil rakyat. Mereka minum bersama cewek-cewek. Saya menangis, kok negeri ini pemimpinnya seperti itu? Pulang dari situ saya terus menangis. Saya minta petunjuk bagaimana memperbaiki diri dan negeri ini. Mulailah tangisan terwujud dalam zikir,” ungkap Arifin Ilham.

Arifin Ilham melihat persoalan negeri adalah masalah akhlak. “Saya mulai zikir di mesjid kecil  At Takwa dengan jemaah 3 orang. Pelan-pelan bertambah 7 orang. Saya senang, dalam perkembangan  banyak tokoh nonmuslim yang masuk Islam. Penjudi, pemabuk pada tobat,” ujar Arifin Ilham. Selain dengan  zikir, Arifin Ilham juga menerapkan kiat jitu dalam berdakwah. Yakni dengan metode kasih sayang. Arifin Ilham menghindari perdebatan yang keras.

“Dakwah itu harus dengan lembut. Makanya Arifin mengedapankan dakwah dengan damai dan kasih sayang. Ada salah satu Romo yang sakit di Saint Carolus, dan Arifin datang ke sana. Saya nyanyi di depan dia dan para biarawati untuk menghibur. Waktu  Arifin sakit dipatuk ular tahun 1997, beliau juga menyanyi buat Arifin. Sekarang giliran dia sakit, saya  menyanyi buat beliau,” ujar Arifin Ilham memberi ilustrasi metode dakwanya.  

Dari hanya hitungan jari, umat yang menghadiri tausiyah dan zikir Arifin Ilham kemudian selalu membeludak. Kalau Arifin menggelar zikir, biasanya seluruh tempat parkir di kampung ini penuh. Bayangkan ada 112 bus yang datang. Belum mobil yang lain dan motor,” ungkap Arifin Ilham pada 2008 lalu. 

(bin/bin) 

Penulis : Binsar Hutapea
Editor: Binsar Hutapea
Berita Terkait