Ani Yudhoyono adalah Pendamping, Pendukung dan Cahaya Hidup Bagi SBY

TEMPO | 2 Juni 2019 | 23:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ani Yudhoyono, istri Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono meninggal dunia pada Sabtu, 1 Juni 2019, di Singapura. Wafatnya Ani Yudhoyono menjadi sebuah kehilangan besar bagi suami dan kedua anak yang setia mendampinginya. Raut duka mendalam tercermin dalam ekspresi SBY dan dua putranya saat pertama kali angkat bicara selepas kepergian sang istri.

Dalam buku biografi Ani Yudhoyono berjudul Kepak Sayap Putri Prajurit yang ditulis Alberthiene Endah, SBY turut menuturkan cerita tentang istri tercintanya. Ani Yudhoyonoadalah pendamping, pendukung, dan cahaya hidupnya. Ketika baru dinobatkan menjadi presiden, hal pertama yang dilakukan SBY adalah mempersiapkan keluarga, termasuk istrinya yang bakal jadi Ibu Negara.

Ani Yudhoyono tidak sulit beradaptasi karena pada dasarnya sering terlibat dalam aktivitas masyarakat dan organisasi. Sebagai rekan yang selalu kompak, SBY dan Ani Yudhyono bekerjasama untuk terus sejalan dalam mengerjakan tugas sebagai presiden den ibu negara. "Metamorfosis selalu kami jalani bersama dengan interaksi yang tidak pernah putus untuk saling menguatkan mental," ujar Susilo Bambang Yudhoyono.

SBY, dalam buku itu, memuji istrinya sebagai perempuan tangguh. Dia mengenang masa-masa awal pernikahan ketika kehidupan ekonomi mereka serba pas-pasan, apalagi istri tentara harus ditinggal suami yang sewaktu-waktu bertugas di berbagai daerah. "Bisa saya katakan bahwa bagi saya, Ani telah lulus dengan nilai sangat baik sebagai seorang istri dan ibu," tulis SBY.

Ani Yudhoyono di mata SBY bukan hanya istri sempurna yang bisa menjadi cahaya keluarga. Ani juga berhasil mendidik dua anaknya menjadi pria-pria berkarakter baik. SBY menilai kekuatan karakter Sarwo Edhie Wibowo, pemimpin dan gurunya di AKABRI Magelang yang juga ayah Ani, mengalir pada putrinya.

Sosok mertuanya itu dianggap SBY sebagai tokoh lurus dan punya prinsip serta pendirian. Mantan komandan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD itu berani menegakkan kebenaran di tengah risiko besar meski orang sekitar tidak mendukung cara pandangnya. "Ani sangat mewarisi karakter ayahnya, termasuk memiliki prinsip untuk bekerja semaksimal mungkin. Sikap ini membuat saya nyaman karena pada dasarnya saya pun sama," ujarnya. 

Kehadiran Ani dalam kehidupan SBY adalah sebuah anugerah yang selalu ia syukuri. "Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekali lagi, karena saya dikaruniai seorang istri yang memberikan cahaya tanpa henti dalam hidup saya, seorang Ani Bambang Yudhoyono," katanya. 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait