Mengenal Laras Anggraini, Pendiri Smitten By Pattern Beromzet Puluhan Juta Rupiah

Panditio Rayendra | 11 Oktober 2019 | 08:15 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Laras Anggraini dibesarkan di lingkungan keluarga dengan latar pegawai bank atau BUMN. Ia sendiri tak menyangka mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Lewat Smitten By Pattern, Laras Anggraini membuat desain dan mengembangkan itu menjadi busana siap pakai. Ia mulai jualan baju dua tahun silam. Dengan modal 10 juta rupiah untuk produksi awal, Laras Anggraini menciptakan desain pola dan pattern dengan karakter unik sekaligus komterporer, terinspirasi dari buku anak-anak. Di Tanah Air, kata Laras Anggaraini, pola seperti ini jarang ditemui.


“(Pola dan motif) seperti ini jarang karena kebanyakan batik. Dan ternyata banyak karya Indonesia kontemporer yang bagus,” ujar Laras Anggraini kepada tabloidbintang.com di Jakarta, baru-baru ini. Kuncinya dalam berbisnis, membuat inovasi pola dan motif yang unik sekaligus relevan. Dalam selembar kain, Laras Anggraini mampu menyusun pola dan motif yang melibatkan 10-50 warna. “Segmentasinya adult young dan ibu muda dengan usia 18 sampai 26 tahun. Kami menyasar kota-kota besar di Indonesia,” sambungnya.


Tahun lalu, Laras Anggraini membuat keputusan penting yakni membuka gerai daring berkolaborasi dengan Tokopedia. Ia mengakui, keputusan ini berdampak besar terhadap perkembangan bisnis Smitten by Pattern. Laras Anggraini menjelaskan, “Lebih dari 80 persen pembelian memang lewat toko daring. Sejak itu kami lebih berani bereksperimen, jadi enggak ikut tren dan lebih unik. Selain itu, kami mendapat bonus pasar lain di luar Jawa seperti pengiriman ke Papua dan Nusa Tenggara Barat. Dalam setahun kami merilis 3 koleksi utama baru.”


Selain 3 koleksi baru, Laras Anggraini merilis koleksi sampingan untuk memberi lebih banyak pilihan kepada konsumen. Lonjakan permintaan konsumen dari Jawa dan luar Jawa membuat omzet Smitten By Pattern membengkak. “Perbulan omzet kami 40 hingga 100 juta rupiah. Sebelum punya toko daring, konsisten di bawah 10 juta rupiah. Dalam sebulan kami menjual 150 baju lewat semua kanal,” ujar Laras Anggraini. Ia menambahkan, pada 2018 omzetnya naik sekitar 200 persen. “Jika dibandingkan dengan 2019, bisa 6 sampai 10 kali lipat,” pungkasnya.

(ray / ray)

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait