Usia 30 Tahun, Dhiraj Kelly Sawlani Pimpin 2 Perusahaan dan Bisnis Properti Senilai Rp 60 Miliar

Redaksi | 14 September 2021 | 14:29 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kebanyakan orang memiliki mimpi untuk bisa sukses di usia muda. Sukses dalam artian karir cemerlang dan memiliki banyak uang. Jika hanya dipikirkan saja, mimpi itu bisa jadi tak masuk akal. Tetapi, seorang pengusaha muda yang lahir di Salatiga Dhiraj Kelly Sawlani membuktikan bahwa sukses di usia muda bukan omong kosong belaka.

Di usia 30 tahun, Dhiraj Kelly Sawlani telah menjadi pebisnis properti sukses. Saat ini ia memimpin dua perusahaan sekaligus, di PT Sarana Abadi Raya (SAR) sebagai direktur dan PT Era Integrity sebagai komisaris.

Kedua perusahaan tersebut bergerak di bidang properti di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. PT Sarana Abadi Raya (SAR) di bidang general contractor dan supplier. Sementara PT ERA Integrity adalah perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran properti, seperti terlihat di Instagram @eraintegrity, merupakan franchise dari PT ERA Indonesia yang memiliki 115 kantor cabang dan 6500 Marketing Associate di Indonesia.

"Sarana Abadi Raya mengerjakan jasa konstruksi secara menyeluruh dan menyediakan material yang dibutuhkan. Klien kami dari perusahaan swasta dan perusahaan milik pemerintah. Ada websitenya sarana-abadi.co.id bisa dilihat di sana," kata Dhiraj Kelly Sawlani.

Tak hanya itu, Dhiraj Kelly Sawlani juga memiliki Griya Wantilan Residence yang berlokasi di Kalijati, Subang, yakni perumahan seluas 50.000 m2 dengan jumlah 400 rumah subsidi dan 100 rumah komersil. Total nilai investasi bisnis ini mencapai Rp 60 Miliar, nominal yang sangat tinggi.

Lulusan S3 Bina Nusantara University ini belajar mengenai dunia properti dari sang ayah. Berbekal ilmu seputar konstruksi dan properti ayahnya, membuat pemilik Instagram @dhirajkelly itu optimis dapat menjalankan bisnis.

Terlebih ia telah mengantongi relasi dari sang ayah, semakin memudahkannya menjalankan bisnis di bidang properti. Lantas ia memutuskan untuk menciptakan project-nya sendiri yakni perumahan Griya Wantilan Residence tersebut di bawah payung PT. Buana Agung Properti.

"Berawal dari usaha keluarga yang bergerak di bidang pembangunan atau jasa konstruksi. Lalu seiring berjalannya waktu, saya berpikir mengapa tidak menciptakan project sendiri lalu terciptalah Griya Wantilan Residence di Instagram @griyawantilan.residence," ungkapnya.

Menjalankan bisnis di bidang properti besar ini tentunya tak mudah, terutama dalam hal pemasaran. Mengingat produk yang dipasarkan bukan seperti kebutuhan pokok semua orang bisa membelinya.

Hal itu pula yang dirasakan oleh Dhiraj saat menjalankan project Griya Wantilan Residence. Sehingga ia mengambil langkah menyelamatkan asetnya dengan menggandeng ERA Indonesia untuk bekerjasama.

"Saya mengambil Langkah untuk menghubungi agen properti ERA untuk membuat kesepakatan Kerjasama. Akhirnya, saya memutuskan untuk membeli franchise ERA Indonesia dan mendirikan kantor pemasaran sendiri yang bernama ERA Integrity," jelasnya.

Menjalankan bisnis besar kendala yang dihadapi pun bukan remeh temeh. Tak berhenti pada proses pemasaran saja, selama membangun bisnis Dhiraj mengalami banyak sekali kendala. Berhadapan dengan masalah pengaturan cashflow, karena ada piutang yang tak tertagih hingga kendala risiko lapangan.

"Seringkali dalam bisnis konstruksi dan properti, kegagalan perencanaan menjadi hal yang fatal. Karena gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan," tuturnya.

Sebagai pebisnis profesional, ia harus segera mendapatkan solusi bagi masalah yang dihadapi. Terkait kendala pemasaran, ia mengimplementasikan CRM (Customer Relationship Management) baik untuk klien lama maupun baru.

"Dengan demikian, kami dapat menjalin relasi yang baik dengan customer kami dan memberikan order yang berkesinambungan."

Sementara untuk menangani kendala cashflow, perusahaannya membentuk tim collection untuk membantu dalam penagihan ke klien yang telat membayar. Juga meminta backup dari bank untuk memberikan KMK (Kredit Modal Kerja) guna mengantisipasi bila ada invoice yang telat dibayar oleh klien.

Selama pandemi ini pun bisnis Dhiraj Kelly turut merasakan dampaknya, banyak anggaran perusahaan yang di-refocusing ke anggaran COVID-19. Maka ia menerapkan Dynamic capability atau kemampuan dinamis untuk menyesuaikan basis sumber daya agar bisa menghadapi era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) seperti saat ini.

Dalam menjalankan bisnis di bidang properti, menjaga reputasi perusahaan dan mendapat kepercayaan klien merupakan tantangan terbesar baginya. Tanpa kepercayaan klien, bisnis akan sulit bertahan. Maka ia harus selalu menjaga integritas dan kredibilitas perusahaannya.

"Integritas adalah filosofi yang selalu kami pegang dalam membangun bisnis. Oleh karena itu, nama ERA Integrity kami pilih sebagai simbol bahwa integritas adalah modal utama menjalankan sebuah usaha karena integritas yang menentukan kepercayaan customer. Bisa dilihat di website eraintegrityindonesia.com untuk mengetahui properti apa saja yang kami tawarkan," paparnya.

Bisnis properti di Indonesia sendiri sudah menjamur di mana-mana. Agar bisa bersaing dengan perusahaan sejenis, Dhiraj Kelly Sawlani menerapkan beberapa strategi. Pertama, corporate branding dan personal branding untuk menarik kepercayaan klien

Kedua, mempraktikan CRM untuk menjalin relasi dan komunikasi secara intens dengan klien maupun calon klien. Ketiga, product innovation dengan mengembangkan inovasi produk agar lebih diminati klien dan berbeda dari perusahaan sejenis.

Sebagai expert di dunia properti, Dhiraj Kelly memberikan pesan bagi para milenial yang ingin memiliki properti sendiri. Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli rumah karena suku bunga lebih rendah dan tenor lebih panjang.

"Bagi para milenial, now is the right time to buy karena suku bunga sekarang sangat rendah dan tenor yang diberikan cukup panjang bisa sampai dengan 30 tahun. Bahkan, pemerintah juga memberikan subsidi PPN di masa pandemi ini. Sehingga developer bisa menurunkan harga jual hingga 10%," jelasnya.

Sementara untuk pebisnis properti, Dhiraj menyarankan untuk mempermuda para milenial untuk memiliki rumah dengan harga terjangkau. Caranya bisa dengan mendirikan bangunan di lahan yang relatif kecil namun dibuat dua lantai.

"Misal luas bangunan 36 m2 dua lantai, luas tanah 40 m2 artinya luas bangunan per lantai hanya 18 m2 dan seluruh space lahan dimanfaatkan secara optimal. Dengan demikian, kita dapat menekan HPP (Harga Pokok Penjualan) sehingga para milenial dapat menjangkau harga rumah yang kita buat," tutup Dhiraj Kelly Sawlani.
 

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait