Ternyata Ini Rahasia Umur Panjang Ratu Elizabeth II

Indra Kurniawan | 9 September 2022 | 19:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ratu Elizabeth II meninggal dunia di usia 96 tahun pada Kamis (8/9) sore waktu setempat. Tak sedikit yang bertanya-tanya apa rahasia panjang umur putri dari pasangan Raja George VI dan Ratu Elizabeth. Apalagi hingga jelang tutup usia ia tetap aktif berkegiatan.

Ada beberapa faktor yang dikaitkan dengan umur panjang nenek dari Pangeran William dan Pangeran Harry. Dilansir dari Times of India, diduga, sang Ratu sangat taat pada rutinitas sehari-harinya. Dia mengikuti jadwal dengan sangat serius dan ritual yang ditetapkan untuknya.

Dari bangun tidur pukul 07:30 hingga tidur kembali pukul 11 malam Ratu Elizabeth tak bisa lepas dari buku. Ia mengikuti serangkaian rutinitas yang ketat. Salah satunya minum teh di sore hari, yang meliputi sandwich, lebih disukai tanpa kulit.

Makan malam disajikan di kamar pribadinya. Dia suka sekali ikan bakar. Setelah makan ia akan menonton TV atau membaca. Meski jarang terlihat berolahraga, Sang Ratu selalu berdiri sepanjang hari. Ia juga terbiasa jalan-jalan santai, menunggang kuda, bermain dengan anjingnya, dan menghibur dirinya sendiri dengan beberapa permainan favoritnya.

Ada banyak contoh dalam kehidupan Ratu di mana dia harus memilih mahkota daripada keluarganya dan kadang-kadang bahkan negaranya. Tapi tidak pernah sekalipun Ratu goyah. Pikirannya yang kuat dan ketangguhannya sering dipuji oleh banyak orang.

Ratu Elizabeth II selalu menjadi orang yang penasaran. Dia selalu siap untuk tantangan dan siap untuk mendidik dirinya sendiri tentang hal-hal baru yang menakjubkan. Antusiasme dan semangat untuk terus maju, untuk mempelajari hal-hal baru, adalah apa yang membuatnya tetap aktif dan waspada selama ini.

Faktor lain yang dikaitkan dengan umur panjang Sang Ratu adalah pemeriksaan medis rutin, mempertahankan diet yang baik, dan memelihara hewan peliharaan. Ratu diketahui punya hewan peliharaan anjing berjenis corgi.

"Mendapatkan respons positif dari hewan dapat membuat seseorang merasa lebih baik. Ini mungkin berefek pada sistem metabolisme untuk menghasilkan tingkat hormon positif yang lebih tinggi, yakni meningkatkan perasaan dan kesejahteraan hidup," kata Robert Petrella dari Lawson Health Research Institute, University of Western Ontario.

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait