Adinda Thomas, Anak Penjual Koran yang Sejak Kecil Bercita-Cita Jadi Artis

Wayan Diananto | 22 Agustus 2015 | 02:35 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - AKTIVITAS Adinda Thomas (22) saat ini berangkat ke kampus setiap pagi jam 9 dan berada di sana sampai 11 untuk menempuh ujian teori dan praktik. Ia kuliah di jurusan komunikasi massa. Mayoritas ujian praktik yang ditempuh, membuat program untuk stasiun televisi.

Setelah itu, penggemar Reza Rahadian ini kembali ke lokasi syuting sinetron Super Dede di bilangan Halimun, Jakarta. Pernah, ia dipanggil syuting pukul 7 pagi, sementara jam 14 harus ujian. Tidak mungkin syuting jam 7 pagi selesai jam 12 siang. 

“Makanya begitu break jam 12, saya diantar kru naik motor ke kampus untuk ujian jam 14. Setelah itu balik ke lokasi syuting untuk mengejar beberapa adegan yang belum tereksekusi. Sementara rumah saya di Cibubur. Jadi, kalau panggilan syuting jam 7, saya berangkat ke lokasi setelah subuh,” Adinda berbagi cerita.

Sinetron Super Dede sebenarnya tidak ada dalam rencana hidupnya tahun ini. Januari lalu, anak ketiga dari lima bersaudara ini berniat mundur dari dunia hiburan. Ia ingin fokus kuliah mengingat tahun lalu, nilai mata kuliahmya hancur. Adinda ingin memperbaiki sejumlah mata kuliah yang hasilnya di luar harapan. Persis ketika memperbaiki nilai kuliah dijadikan salah satu resolusi 2015, godaan syuting stripping datang. 

“Saya kemudian mengajukan jadwal kuliah dan ujian saya. Rupanya, tim produksi sinetron Super Dede bersedia menyesuaikan dengan jadwal saya. Inilah uniknya jalan Tuhan, ketika saya sudah tidak mau lagi terjun ke panggung showbiz, ada jalan baru. Alhamdulillah. Bahkan, saya tidak dikasting MNCTV. Langsung ditelepon dan diterima. Ini mukjizat!” serunya, kemudian.

Sinetron bukan hal baru bagi Adinda yang memulai debut layar lebar lewat film Youtubers ini. Pada 23 Desember 2013, ia mendampingi Aliando Syarief di sinetron Ibrahim Anak Betawi (Indosiar). Sayangnya, sinetron itu hanya mengudara sebulan.

Selain syuting Super Dede, Kamis (13/8) lalu Adinda muncul sejenak di film Magic Hour. Oktober nanti, dia merilis film The Wedding and Bebek Betutu bersama bintang-bintang Extravaganza. Bagi Adinda, 2015 adalah masa memulai panen. 

“Cita-cita saya sejak awal memang menjadi artis. Maklum, saya bukan dari keluarga berada. Ada beberapa momen yang membuat saya sebagai anak terpukul. Kala kondisi finansial keluarga kami terjun bebas, saya harus membantu ayah menjual koran dan mainan anak-anak. Itu saya lakoni dari kelas 4 SD sampai kelas 2 SMA. Papa jadi agen koran dan saya menjajakan. Untuk menambah penghasilan, kami menjual mainan dan bunga jika ada kampus yang menyelenggarakan wisuda,” akunya.

Momen itu mengajar Adinda perihal susahnya cari uang dan bersyukur untuk setiap rupiah yang didapatkan. Selama itu pula, ia mendengar banyak orang mencibir pekerjaan dan keadaan keluarganya.

“Anak penjual koran saja belagu!” itu yang terdengar hanya gara-gara di sekolah, Adinda ikut kegiatan ekstrakurikuler drum band dan terpilih menjadi mayoret. “Anak penjual koran mana bisa nanti kuliah?” itu yang terdengar ketika Adinda menyatakan keinginan mengambil gelar D-3 atau S-1. 

(wyn/gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait