Pengalaman Jefri Nichol Diajak Nongkrong di Pinggir Jalan, Pasar, dan Terminal serta Menerobos Tol Tidak Bayar

Wayan Diananto | 19 Februari 2017 | 14:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Peraih dua Piala Citra, Tyo Pakusadewo (53), mengajak empat aktor muda keliling Jakarta dengan mobil. Empat aktor itu Adipati Dolken (25), Aliando Syarief (20), Giulio Parengkuan (17), dan Jefri Nichol (18). 

Ini bukan jalan-jalan biasa lantaran yang dikunjungi bukan tempat wisata atau kawasan elite Ibu Kota. Melainkan warung-warung pinggir jalan dan pasar di dekat Terminal Blok M.  Di tengah perjalanan, mereka melintasi tol. Menerobos tol dengan tidak membayar, tepatnya. 

Aksi nekat ini dilakukan untuk melihat reaksi para aktor muda itu satu per satu. Dari reaksi mereka, Tyo tahu sifat masing-masing. Tahu bagaimana harus memperlakukan mereka. Jefri syok dengan perlakuan Tyo. 

“Istilahnya, saya memasuki lingkungan kelas bawah yang selama ini tidak tersentuh. Itu salah satu cara Om Tyo membangun kedekatan dan mengembangkan karakter saya di film Pertaruhan (yang diperkuat mereka bersama – red.) ini,” beri tahu Jefri di Jakarta Selatan, pekan lalu.

Kali pertama diajak gila-gilaan, Jefri kaget. Dalam hitungan menit kaget kemudian berubah kagum. Aktor kelahiran 15 Januari itu sadar, ia digembleng orang yang tepat. 

Dari Tyo, Jefri belajar membedakan standar kualitas film dengan FTV, miniseri, dan iklan. Karakter yang dibangun oleh film terasa lebih dalam dan detail. Proses praproduksinya jauh lebih lama. 

“Ini film pertama saya. Sebagai pendatang baru, saya diberi waktu dua bulan membaca skenario secara intens (reading – red.). Setelah itu, membaca naskah bersama Adipati, Aliando, dan Om Tyo satu bulan. Selain itu, harus terlihat kurus dan hitam mengingat saya memerankan anak kampung,” aku lawan main Oka Antara dalam miniseri Keluarga Garuda di Dadaku.

Bedah naskah membuatnya tahu apa yang mesti dipersiapkan sebelum pengambilan gambar. Tidak sekadar perubahan fisik, Jefri perlahan menanggalkan identitas asli dan memakai identitas baru, Elzan, anak kedua satpam bernama Musa Firdaus. Setelah memakai identitas baru, Jefri mulai menyelami kehidupan karakter yang dimainkan.

Adegan paling susah saat syuting, menangis di bank. 

“Untuk menangis secara natural saya butuh waktu 2 hingga 3 jam. Itu sangat melelahkan. Salah satu cara mendatangkan air mata secara alami, membayangkan andai saya benar-benar akan meninggal. Saat itu, ruang imajinasi benar-benar memegang peranan penting,” kata Jefri antusias.

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait