Disebut sebagai Anak Emas Starvision, Ernest Prakasa: Terserah

Wayan Diananto | 3 September 2017 | 22:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ernest Prakasa dikontrak rumah produksi Starvision hingga tahun 2019. Kabar lain menyebut, Ernest Prakasa kini menjadi anak emas produser.

Kami mengkonfirmasi isu ini dan inilah tanggapan Ernest Prakasa dalam sesi wawancara empat mata.

Isu anak emas menguat ketika Ernest Prakasa muncul dalam film The Underdogs. Di film itu, Ernest Prakasa merangkap predikat sebagai aktor sekaligus co-producer. Ernest Prakasa menerangkan, salah satu tugas  co-producer adalah mengurus biaya produksi.

“Saya sebenarnya alergi mengurus uang apalagi kalau bukan uang saya. Tapi bagaimana pun ini tanggung jawab. Saya harus bisa menjembatani idealisme sutradara dengan plafon bujet yang dimiliki produser. Misalnya, properti yang diminta sutradara sangat mahal tapi penting digunakan. Maka, saya berusaha meyakinkan produser bahwa itu dibutuhkan untuk menunjang unsur artistik film ini. Saya menjadi jembatan,” terang Ernest Prakasa di Jakarta Pusat, pekan lalu.

Ia menduga, keberhasilan bertubi inilah yang membuat orang berpikir kehidupan Ernest Prakasa menyenangkan. Padahal, kalau mau menoleh ke belakang, ada saja kenyataan pahit yang mesti dihadapi. Disinggung isu ia kini menjadi anak emas produser, Penulis Skenario Terbaik di ajang Indonesian Box Office Movie Awards itu menanggapi dengan santai. 

“Saya anak emas? Terserah orang mau bilang apa. Terima kasih lo, sudah menambahi beban saya. Ha ha ha,” jawab Ernest Prakasa lalu menambahkan, “Mengapa saya berani berkomitmen sampai 2019? Bekerja itu ada istilah cocok-cocokan. Apalagi di bidang film, yang kompleks. Saya dan Adink Liwutang (sutradara The Underdogs -red) misalnya, sudah klik, untuk apa saya mencari yang lain? Saya sudah klik bekerja sama dengan seorang produser, mengapa harus ganti produser?”

Diakuinya, sejak CTS meledak sejumlah produser menggoda dengan proyek bernilai fantastis. Namun, Ernest Prakasa menyebut film tidak melulu soal uang dengan nominal tinggi. Ia menganut prinsip, untuk apa mendapat penawar tertinggi jika sistem kerja tak membuatnya nyaman. Kerja yang tidak nyaman, kata Ernest Prakasa, berdampak pada hasil akhir yang tidak bisa dibanggakan.

Di pengujung percakapan, Ernest Prakasa menyampaikan permohonan maaf kepada penikmat film yang berharap CTS akan dibuatkan sekuel. Itu tidak akan terjadi mengingat proyek layar lebar Ernest Prakasa berikutnya, Susah Sinyal, tidak ada sangkut pautnya dengan CTS.

“Banyak yang mencecar saya menanyakan sekuel CTS. Maaf, saya tidak membuat sekuel. Tapi akan ada serial CTS yang tayang di sebuah platform digital. Bukan di layar kaca. Tunggu saja,” tutupnya.

 

(gur / wyn)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait