Yesie Aprillia Aktif Suarakan Filosofi Gentle Birth di Indonesia

Yuriantin | 7 Oktober 2017 | 18:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Berprofesi sebagai bidan, Yesie Aprillia (37) tidak hanya sibuk di dalam ruang persalinan. Pemilik klinik Bidan Kita ini punya segudang kegiatan di luar kliniknya yang berdomisili di Klaten.

Sebagai salah seorang pelopor hypnobirthing di Indonesia, Yesie aktif jadi pembicara, menulis buku hingga membuat aplikasi bagi para ibu hamil. Satu tujuannya, agar para wanita bisa melahirkan tanpa trauma.

Kepedulian Yesie ini bermula dari kelahiran putrinya, Gabriele Nadina Elloeianza tahun 2001. Kala itu, proses persalinan ibu satu anak ini dilewati tanpa rasa sakit. Bahkan Yesie tidak menyadari tengah mengalami kontraksi.

"Jadi saya tetap melakukan kegiatan seperti biasa dan kebetulan hobi saya joget sambil lihat VCD India. Hari itu saya asyik joget," kenang wanita yang menyelesaikan pendidikan magisternya di Universitas Diponegoro ini kepada Bintang.

Selang tiga tahun, Yesie mengenal hypnotherapy dan langsung jatuh cinta pada ilmu tersebut. Demi menambah ilmunya, Yesie magang di Bali tahun 2007 dengan Robin Lim, warga Amerika yang menjadi bidan dan pendiri Yayasan Bumi Sehat. Yesie juga belajar tentang birth trauma dari pendiri metode Birth Into Being (yang fokus pada birth trauma), Elena Tonetti-Vladimirova tahun 2009, di Singapura.

Di tahun yang sama, Yesie aktif mengedukasi lewat tulisan dalam situs Bidan Kita, yang akhirnya jadi nama klinik yang didirikannya pada September 2009. Selain menyalurkan hobi menulis, situs ini berawal dari keprihatinan Yesie akan angka kematian ibu dan anak di Indonesia.

"Saya sadar apapun program pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu, tidak akan berhasil sampai kapanpun kalau masyarakatnya tidak diberdayakan dan pengetahuan kesehatan mereka kurang," Yesie beralasan.

Kekhawatiran akan makin menurunnya kemampuan para wanita untuk melahirkan secara alami dan tanpa trauma, Yesie mantap mensosialisakan gentle birth (melahirkan tanpa trauma).

Salah Kaprah Konsep Gentle Birth

Namun, jalan Yesie tidaklah mulus. Rekan sejawat yang belum paham tentang filosofi gentle birth (GB) dirasakan sebagai kendala. "(Ada) Paradigma di tenaga kesehatan melahirkan itu harus sakit dan memang sakit dan kalau tidak sakit namanya tidak melahirkan," ungkap wanita di balik aplikasi Kontraksi Nyaman ini.

Diakui Yesie, tidak sedikit yang salah kaprah tentang gentle birth. "Banyak yang masih berpikir GB anti intervensi, GB anti bedah sesar, GB harus melahirkan di rumah bahkan tanpa bantuan tenaga kesehatan, GB harus melahirkan dalam air atau GB harus lotus birth. Pemahaman-pemahaman ini kurang tepat dan mereka tidak mau cari tahu lebih lanjut. Prinsipnya tak kenal maka tak sayang," jelas wanita yang ikut serta menciptakan tarian ibu hamil "Hayuning Nismarangesti" ini.

Komunitas Keluarga Gentle Birth

Menghadapi kendala ini, Yesie tidak berputus asa. Ia mulai menyebarkan edukasi lewat media sosial dengan membangun komunitas Gentle Birth Untuk Semua di tahun 2011. Bersama kliennya Dyah Pratitasari kala itu, Yesie memanfaatkan grup Facebook dan kini memiliki 37 ribu anggota. Karena terhalang jarak Jakarta-Klaten, Yesie tidak bisa aktif di komunitas tersebut.

Maka, ia putuskan membentuk komunitas Laskar Gentle Birth pada Maret 2016. Para anggota yang awalnya hanya berasal dari klien-klien klinik Yesie di daerah Yogyakarta dan Klaten, berkembang pesat hingga kini terbuka untuk umum dengan nama Keluarga Gentle Birth.

Komunitas ini akhirnya diresmikan Maret 2017 dan menggunakan media komunikasi Telegram. Uniknya, salah satu visi komunitas ini adalah menjadikan Indonesia destinasi wisata untuk melahirkan secara gentle berdasarkan kearifan Nusantara pada tahun 2020.

"Kita lupa bahwa ilmu gentle birth adalah ilmu nenek moyang kita dimana kelahiran itu minim intervensi dan bisa dilakukan dengan cara alami," ucap wanita yang juga aktif mengedukasi lewat Instagram miliknya yang punya 60 ribu pengikut ini.

 

(yuri / gur)

 

Penulis : Yuriantin
Editor: Yuriantin
Berita Terkait