Nathanael, Bimo Ario, dan Andrew da Costa: Ciptakan Tas Unik dari Kayu Tua

Agestia Jatilarasati | 22 Oktober 2017 | 17:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Mungkin bagi sebagian orang, potongan kayu tua berbentuk usang hanya dipandang sebelah mata dan tak jarang berakhir sebagai limbah.

Namun, di tangan Nathanael Christian (24), Bimo Ario Seto (24), dan Andrew da Costa (30) mereka memberikan ‘kesempatan kedua’ kepada kayu-kayu tua tersebut untuk bereinkarnasi menjadi produk-produk bernilai jual yang cantik nan eksotis.

Di tahun 2013, Nael (sapaan akrab Nathanael) dan Bimo bertemu dengan seorang pengrajin kayu asal desa Sukoharjo yang mereka sapa dengan sebutan Mas Iwan.

Dipertemuan tersebut, kedua mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual Periklanan Kreatif Universitas Bina Nusantara yang kebetulan tengah mencari bahan untuk tugas akhir ini merasa memiliki frekuensi yang sama.

Akhirnya Mas Iwan mengajak Nael dan Bimo ke kampung halamanya, desa Sukoharjo, Solo.

“Di desa itu kami melihat banyak kayu-kayu tua sisa reruntuhan rumah atau furnitur yang dibiarkan begitu saja bahkan warga sekitar memanfaatkannya hanya sebagai kayu bakar. Padahal kayu-kayu tersebut adalah kayu tua yang sangat kuat dan bagus kualitasnya. Kalau kita mau cari kayu dengan kualitas seperti itu bisa dibilang sangat langka karena umurnya kami taksir sekitar 50 tahunan bahkan lebih. Dari situ kami melihat bahwa ada potensi dari puing-puing kayu tersebut,” papar Andrew saat ditemui di Trade Expo Indonesia 2017 di Indonesia Convention Exhibition BSD, Banten.

Akhirnya, Sanoesa lahir di bulan Juli 2014 setelah selama kurang lebih satu tahun mereka mempelajari dan melakukan uji coba membuat barang dari kayu tua menggunakan modal uang patungan sebesar 5 juta Rupiah.

Namun, jika Anda berpikir bahwa puing kayu tersebut akan menjadi furnitur kembali, maka Anda salah. Ketiga pemuda ini mereklamasi puing kayu tersebut menjadi barang fesyen seperti tas, tempat kartu nama, hingga dasi kupu-kupu.

“Kayu sangat identik dengan furnitur. Nah, kami ingin memberitahu kepada semua orang bahwa kayu itu tidak terbatas sebagai furnitur saja. Dia bisa jadi tas, dasi kupu-kupu, bahkan koper. Dia bisa jadi apapun tergantung kreatifitas si pembuatnya. Tidak ada potongan kayu yang sama satu sama lain. Setiap jenis kayu memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri, ” terang Nael.

 

Penulis : Agestia Jatilarasati
Editor: Agestia Jatilarasati
Berita Terkait