Nathanael, Bimo Ario, dan Andrew: Prihatin Jumlah Pengrajin Kayu Berkurang

Agestia Jatilarasati | 22 Oktober 2017 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Selain melihat banyaknya puing kayu tua yang ditelantarkan, di desa tersebut mereka juga melihat realita bahwa regenerasi dari pengrajin kayu desa Sukoharjo perlahan berkurang.

Banyak pengrajin beralih profesi menjadi buruh pabrik atau pedagang karena tidak mendapatkan penghasilan yang cukup dari keahlian mereka.

Hal itu menggerakkan ketiga pemuda ini untuk menghidupkan kembali keahlian tradisional sebagai pengrajin bagi warga desa Sukoharjo.

“Meski kami saat ini berstatus sebagai industri rumahan, produksi kami juga belum termasuk kategori masal, kami bercita-cita ingin menghidupkan dan memberdayakan para pengrajin di desa Sukoharjo atau bahkan di desa-desa lain di Indonesia. Kami ingin Sanoesa sebagai jembatan antara pengrajin dan pembeli sehingga mereka (pengrajin) merasa memiliki ruang untuk bereksplorasi dan dunia tahu nilai dan eksistensi dari para pengrajin” ujar Nael yang kini telah memperkerjakan 10 orang pengrajin dari desa Sukoharjo.

Selama hampir empat tahun Sanoesa berusaha memperkenalkan produk unik mereka, penerimaan masyarakat terhadap Sanoesa pun cukup baik, tetapi tidak membuat ketiga pemuda ini berhenti berinovasi.

Sanoesa sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan merek lain seperti yang telah mereka lakukan selama setahun terakhir bersama merek lokal penghasil tenun, Noesa. Kolaborasi ini menghasilkan perpaduan eksotis antara tas kayu dan tempat kartu nama dengan kain tenun khas Maumere, Flores. 

Selain berkolaborasi, Sanoesa juga memberi kesempatan pada mahasiswa yang ingin belajar tentang industri kerajinan kayu tua dengan mengadakan program magang selama tiga bulan.

Nantinya satu setengah bulan peserta magang akan belajar di kantor Sanoesa di Jakarta dan sisanya  akan terjun langsung ke desa Sukoharjo dan belajar dari pengrajin di sana. Terkait pertanyaan usil kami mengenai takutkah jika produk mereka nantinya akan ditiru orang lain, Nael hanya menjawab rezeki sudah ada yang mengatur.

“Niat kami berbagi ilmu. Kita belajar dari mereka dan mereka juga belajar dari kita” tutup Nael.

 

Penulis : Agestia Jatilarasati
Editor: Agestia Jatilarasati
Berita Terkait