Muhammad Adhiyat, Pemeran Ian di Film Pengabdi Setan

Wayan Diananto | 28 Oktober 2017 | 05:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pekan lalu, seorang warganet menuntut pertanggungjawaban Joko Anwar. 

Lewat status teks, ia mengatakan, “Pak Joko, saya sudah dua hari menginap di rumah teman gara-gara teringat wajah Ibu dan Ian kalau malam. Pak, tanggung jawab Pak.” 

Status teks itu disertai emoji tiga wajah berlinang air mata. Jelas sudah, yang meneror penonton Pengabdi Setan (PS) bukan hanya Ibu Mawarni Suwono. Ian, si bungsu yang tunawicara itu juga sukses menakuti penonton.

Karakter Ian diperankan dengan meyakinkan oleh aktor cilik Muhammad Adhiyat (6). Tidak hanya penonton yang dibuat gentar. Performa Ian pun meninggalkan kesan bagi Juri Festival Film Indonesia (FFI) 2017.

Buktinya, Adhiyat memperoleh nominasi Pemeran Cilik Terbaik. Aktor kelahiran 28 Februari itu satu-satunya pemain PS yang memperoleh nominasi. Ini kali pertama Adhiyat berakting dan langsung diganjar nominasi.

Kepada Bintang, Adhiyat mengaku penghargaan bukan motivasi utama dalam berkarier.

“Saya bermain film horor biar bisa menakut-nakuti penonton. Iseng saja menakuti,” ujar Adhiyat polos.

Di FFI tahun ini, Adhiyat bersaing dengan Aish Nurra Datau (Iqro: Petualangan Meraih Bintang), Bima Azriel (Surat Kecil untuk Tuhan), Muhamad Iqbal (Stip dan Pensil), Neysa Chandra Melisenda (Kartini), dan Muhammad Razi (Surau dan Silek).

Didampingi Joko, Adhiyat bercerita soal bagaimana ia lolos audisi untuk film PS. Di ruang audisi, Adhiyat ditanya nama. Lalu, diminta membayangkan ditinggal kakaknya. Saat diminta membayangkan, Adhiyat terdiam. Perlahan, air mukanya berubah sangat sedih. Melihat perubahan wajah itu, Joko iba. Ekspresi itu membuat Joko yakin memilih Adhiyat. 

Putra pasangan Andyanto Prasetyawan dan Lidya itu langsung menyingkirkan 30 pemain cilik lain. Adhiyat tak punya pengalaman berakting, hanya pernah membintangi sejumlah iklan.

Di luar dugaan, Joko tak kesulitan mengarahkan Adhiyat di lokasi syuting. Ia bisa menyelesaikan adegan demi adegan tepat waktu, 16 hari. Sifat kooperatifnya memudahkan proses syuting.

Adhiyat bercerita, selama syuting sebenarnya ketakutan. “Saya takut melihat Ibu. Apalagi saat menyaksikan pocong (dikuburkan). Kalau sedang ketakutan, saya mengajak Kak Tara (Basro), Kak Endy (Arfian), dan Kak Nazar (Anuz) main kartu. Saya senang syuting, memang ingin jadi bintang film,” urai aktor yang gemar berenang dan main bulu tangkis itu.

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait