Leonard Suharli Memopulerkan Ragam Kreasi Balon Lewat Adalima

Yuriantin | 5 November 2017 | 07:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Leonard Suharli (36) memiliki bisnis balon yang diberi nama Adalima. Ia tidak sendirian menjalankan bisnis tersebut. Melainkan bersama adiknya, Melissa Avrilia Suharli (34).

Lewat Adalima, keduanya memiliki misi memopulerkan balon sebagai dekorasi yang tidak hanya identik dengan anak-anak. Caranya dengan mendirikan bisnis berbasis komunitas.

Adalima didirikan kakak beradik ini lima tahun lalu. Leonard dan Melissa membangun Adalima untuk memperluas distribusi penjualan balon di Indonesia.

Pasalnya, 80 persen produksi balon PT Jaya Latexindo Internusa milik keluarganya didistribusikan ke pasar Amerika dan Eropa. Sementara distribusi balon di Indonesia khususnya di luar Pulau Jawa minim.

“Adalima proyek pribadi saya dan adik saya. Kami ingin bikin sesuatu yang fokus pada distribusi balon di pasar lokal dan terutama untuk branding,” ungkap Leonard kepada Bintang, pekan lalu.

Lewat Adalima, Leonard berharap pasar lokal bisa mengimbangi pasar ekspor yang cenderung tidak menentu mengingat nilai tukar rupiah yang tidak stabil. Dengan pendekatan bisnis lewat komunitas, Leonard dan Melissa kemudian melihat peluang bagi Adalima di bidang dekorasi.

“Kami merasa jasa dekorasi ini bisa ditingkatkan karena mereka (dekorator) yang akan paham (seputar dekorasi) dan jadi pengguna yang berpotensi melakukan pembelian ulang," cerita Leonard.

Untuk membentuk komunitas, Adalima rutin mengadakan kursus sejak tahun 2013. Sadar balon identik dengan dekorasi, kursus Adalima membagikan ilmu mulai dari teknik mendekorasi dengan balon hingga cara menghadapi konsumen.

Kursus yang awalnya dilaksanakan di Jakarta, kini sudah merambah hingga pulau Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Diakui Leonard, berbagai masukan atau permintaan dari anggota komunitas memberinya ide untuk memproduksi beragam varian balon baru.

Adalima bekerja sama dengan sejumlah ritel juga melakukan berbagai kegiatan edukasi tentang balon. Tujuannya kata Leonard agar bisa menunjukkan kalau balon ada sisi interaktifnya. Menurutnya, masih banyak yang belum mengetahui tentang ragam kreasi balon.

"Buktinya kalau kami dekorasi, responsnya, 'Oh balon bisa digituin, ya. Oh itu benaran balon'. Bahkan bagi orang Jakarta sekalipun yang notabene kota metropolitan,” sambungnya.

Selain melayani pembelian grosir, Leonard menjelaskan Adalima juga menerima pembelian eceran hingga jasa dekorasi dengan balon. Dengan varian produk mencapai ratusan jenis, jumlah pesanan grosir bisa mencapai belasan per hari. Pun permintaan parsel balon rutin diterima hampir setiap hari.

Siapa sangka, meski baru 5 tahun, pasar Adalima sudah menjangkau wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Ternate, Ambon, hingga Papua. Sedangkan jasa dekorasi yang hanya tersedia di Jakarta, umumnya diterima setiap akhir pekan.

Leonard menyatakan balon berlabel Adalima telah tersertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia).

“Balon Adalima juga bebas dari nitrosamine, zat yang bisa menjadi karsinogenik (zat yang menyebabkan kanker) jika bereaksi dengan air liur,” jelasnya.

Leonard menargetkan untuk fokus memperkuat brand dan memperkaya jenis produk dalam 5 tahun ke depan.

“Semoga Adalima bisa menjadi pemasok balon yang diingat dan dipercaya masyarakat Indonesia,” harapnya. 

Penulis : Yuriantin
Editor: Yuriantin
Berita Terkait