8 Fakta Unik dari Pernikahan Kahiyang Ayu - Bobby Nasution

Wayan Diananto | 18 November 2017 | 07:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Midodareni hanya satu dari beberapa ritual yang dijalani Kahiyang Ayu - Bobby Nasution.

“Saya duduk di barisan belakang, saat mengikuti prosesi midodareni. Di sekitar saya ada banyak ibu bicara dengan berbagai bahasa daerah. Saat itu saya merasa tidak sedang berada di Solo. Saya merasakan Indonesia yang sebenarnya,” ungkap aktris Ayu Diah Pasha (53) kepada Bintang. 

Ada banyak fakta unik yang kami dapat dari ritual wilujengan, siraman, midodareni, akad nikah hingga resepsi.

Kami memilih 8 fakta menarik untuk Anda.

1. 4 Wejangan dari Mertua

Saat midodareni, Bobby menerima catur weda yang disampaikan langsung Presiden Jokowi. “Catur artinya empat. Weda artinya wejangan. Pertama, pasangan suami istri harus jujur dan terbuka. Apa pun mesti dibicarakan apa adanya agar menemukan solusi. Kedua, menjaga bakti kepada mertua dan orang tua. Ketiga, sebagai bagian dari masyarakat, mesti patuh terhadap peraturan pemerintah dan undang-undang. Menjadi contoh bagi anak-anak kelak sebagai warga yang taat. Terakhir yang tak kalah penting selalu ingat kepada Tuhan,” cerita Ayu, terharu. 

2. 64 Titik Pengamanan

Beberapa hari sebelum wilujengan atau selamatan sebelum acara inti, pengamanan di Solo dan sekitarnya telah diperketat. Sebanyak 3.600 polisi dikerahkan untuk mengatur lalu lintas. “Ada 3.600 polisi yang tersebar di 64 titik dan dipantau setiap detik oleh kamera CCTV di TMC Kota Solo. Dari jam 08.30 sampai jam 10.00 bahkan sampai Anda menghubungi saya ini (Rabu, 8 November) jam 14.30, tidak ada titik-titik yang macet total. Sniper (penembak jitu) ada tapi maaf itu bukan domain saya,” terang Kapolresta Solo, AKBP Ribut Hari Wibowo.

3. Ibu Negara Dibantu Mantan Rival

Beberapa minggu sebelum pernikahan Kahiyang dihelat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo terkenang sahabat-sahabat yang selama ini mendukung. Karenanya, Iriana mengundang sejumlah teman lama yang tergabung dalam empat komunitas yakni komunitas pengabdian masyarakat Rotary Club, komunitas pencinta busana dan budaya Nusantara Himpunan Ratna Busana, Pengajian Khairunisa, dan komunitas orang tua alumni SMP Negeri 1 Solo. Untuk mengumpulkan beberapa anggota komunitas ini, ia dibantu RAy Febri Hapsari Dipokusumo, mantan rivalnya di Pemilihan Wali Kota Solo 2005. “Ya, kami mantan rival. Namun kami sportif dan bersahabat sampai sekarang. Pada hari bahagia putrinya, Bu Ana tidak lupa pada teman-teman komunitas yang dulu,” urai Febri.

4. Gebyok dari Jepara

Pelaminan Kahiyang-Bobby berlatar gebyok. Ini bukan sembarang gebyok karena langsung didatangkan dari Kota Ukir, Jepara. Gebyok itu didesain seniman setempat. Di bawah panggung pelaminan, bertebaran sayur dan buah. Dekorasi ini mengundang decak kagum para tamu salah satunya, mantan aktor yang kini Gubernur Jambi, Zumi Zola. “Unik! Di pelaminan ada sayur dan buah, pertanda pesta ini sangat dekat dengan masyarakat,” cetus Zumi kepada Bintang.

5. 90 Persen Bunga Asli! 

Dinding Graha Saba Buana dilapisi kain-kain batik berwarna cokelat. Di atas kain batik yang membentang itu, ditempatkan sejumlah kembang mulai dari kala lili, sedap malam, melati, anggrek bulan putih, hortensia biru, hortensia ungu, dan mawar merah. Dekorasi dan bunga ditangani Asmoro Decoration. Manajer Marketing dan Operasional Asmoro Decoration, Aryo Asmoro, mengatakan, “Bunga 90 persen asli, kami simpan di ruang dingin agar tidak mudah layu. Bunga itu kami datangkan dari Malang, Bandungan, dan Jakarta. Kami optimalkan saja apa yang ada di Indonesia,” papar dia.

6. 3 Rahasia Riasan Kahiyang yang Bikin Pangling

Banyak tamu takjub saat melihat Kahiyang Ayu turun dari kereta kencana dan masuk ke Graha Saba Buana. Riasan Kahiyang bikin para tamu pangling. Pemerhati budaya Solo, Fafa Utami, menyatakan, Kahiyang tampil cantik lantaran menjalani tradisi ala putri keraton yakni ngadi saliro dan ngadi busono. Yakni, memelihara dan merawat diri. Resep ketiga, puasa. “Dulu, perempuan Jawa dituntut menguasai banyak hal seperti mengurus dapur, membuat jamu, meronce bunga, dan mewiru jarit. Karena itu ngadi saliro dan ngadi busono sangat penting. Sementara puasa adalah pengendapan rasa. Ia menguji tingkat kesabaran mempelai putri mengingat jelang hari H banyak yang harus dipikirkan. Pada masa silam, para penari Bedhaya Ketawang (tarian sakral Keraton Solo—red.) menjalani puasa untuk mendapat aura yang berbeda ketika dirias dan tampil di muka publik,” Fafa mengulas.

7. Karpet Bekas di Saba Buana

Saat pernikahan Kahiyang-Bobby dihelat, beberapa pihak menuding pernikahan ini terlalu mewah. Jokowi di hadapan media menjawab, “Relatif yang namanya sederhana itu.” Saat Bintang bertanya mengapa tidak menggunakan Istana Negara atau Istana Bogor, Jokowi menitipkan jawaban melalui Sekretaris Kabinet Pramono Anung, “Anak-anak tumbuh besar di sini. Mereka memanfaatkan fasilitas yang dimiliki keluarga sendiri.” Pramono menambahkan, “Menurut saya malah terlalu sederhana. Karpetnya bekas, beberapa bagian malah mengelupas. Bagi kami, lebih baik dikritik. Kami malah berterima kasih.”

8. 13 Ribu Tamu

Jokowi tidak menduga tamu membeludak. Semula, jumlah tamu diproyeksikan 2.000 orang. Rupanya, antusiasme masyarakat sangat tinggi. Banyak relawan datang dari berbagai kota. Pada malam midodareni, tamu yang datang mencapai 5.000 orang. “Dari Jakarta saja, saya dengar ada 27 bus yang datang bersamaan. Belum bus dari Jakarta yang datang sendiri-sendiri dan bus dari kota besar lain. Sementara pada akad nikah dan resepsi mencapai 8.000 orang. Jadi total sekitar 13 ribu,” urai Taufiq M. Widodo, salah satu MC pernikahan Kahiyang-Bobby. 

 

(wyn / gur)

 

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait