Ayu Laksmi, Perannya sebagai Ibu di Film Pengabdi Setan Mengubah Banyak Hal

Wayan Diananto | 26 November 2017 | 03:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tak ada yang lebih ikonis di perfilman Indonesia tahun ini kecuali Ayu Laksmi (49).

Perannya sebagai Ibu Mawarni Suwono di film Pengabdi Setan telah mengubah sejumlah konteks dan persepsi dalam penggunaan kosa kata bahasa Indonesia.

Saat mendengar kata Ibu, yang terlintas di benak adalah perempuan yang bangkit dari kubur untuk menjemput putra bungsunya.

Saat mendengar lonceng atau melihat sisir, yang tergambar di pikiran kita perempuan berambut panjang tergerai tengah terbaring menanti ajal. Pun saat membahas tudung, kita teringat sampul album Kelam Malam yang wingit. 

Hebatnya, karakter Mawarni diperankan Ayu dalam diam. Sepanjang film, ia tidak mengucap sepatah kata pun. Diamnya Mawarni, teror mematikan bagi 4 juta penonton lebih.

“Diam adalah kekuatan yang sebenarnya. Diam merupakan jeritan yang paling keras.” Ayu berpendapat.

Pengabdi Setan kini memuncaki daftar film Indonesia terlaris tahun ini. Pencapaian itu disempurnakan di ajang Festival Film Indonesia 2017. Karya Joko Anwar itu meraih 7 Piala Citra, menjadikannya horor dengan jumlah Piala Citra terbanyak sepanjang sejarah. 

Pencapaian ini membuat Ayu heran. Pasalnya, selama puluhan tahun berkarier di seni musik maupun akting, Ayu selalu bicara harmoni dalam keberagaman dan keindahan. Namun, sambutan publik tak sedahsyat saat ia menjadi diva dekade 1960-an dalam lakon Pengabdi Setan. 

“Ketika muncul sebagai sosok menyeramkan, saya justru diterima dengan sangat indah oleh banyak perasaan. Mereka jatuh cinta pada sosok yang ditakuti. Makin diteror, mereka makin ingin tahu. Ini membuat saya bingung. ” beber Ayu di Jakarta, pekan lalu.

Karier Ayu berkilau di usia hampir setengah abad. Ia mematahkan anggapan bahwa di dunia seni, yang muda nan rupawan selalu digemari dan mendapat banyak perhatian. Keberhasilan Ayu tahun ini, menyemangati pekerja seni yang tak lagi muda untuk mencapai kegemilangan karier. 

Berjaya di usia 40-an bukan hal mustahil.

“Kuncinya, menjadi kanvas kosong yang belum ternoda oleh noktah apa pun. Di lokasi syuting, saya tidak ngoyo harus tampil seram, harus bikin orang kaget, dan sebagainya. Saya hanya ingin sedekat mungkin dengan Mawarni Suwono. Saya katakan padanya, 'Mawarni, izinkan aku mendekatimu,'” pungkasnya.

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait