Prestasi Ernest Prakasa Mengingatkan pada Kegemilangan Aktor Hollywood Ini

Wayan Diananto | 26 November 2017 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Saat Ernest Prakasa (35) menggagas ide film Cek Toko Sebelah (CTS), sang istri, Meira Anastasia, ragu. Ia khawatir publik tidak terkoneksi dengan tema orang tua mewariskan toko kepada anak.

Namun Ernest percaya, CTS bukan sekadar drama generik soal warisan toko. Ada problem mendasar seperti kakak yang merasa adiknya diistimewakan atau ayah yang menganggap salah satu anaknya lebih berhasil.

Elemen-elemen rumahan ini diolah Ernest dengan takaran drama yang pas dan humor berselera.

Di tangga box office, karya kedua Ernest Prakasa ini menyihir 2,64 juta penonton.

“Saya ingat betul hari pertama, CTS mengumpulkan 101 ribu. Sementara Ngenest hanya 54 ribu,” ujar Ernest.

Kesuksesan CTS bukan soal jumlah penonton semata. Dalam perjalanannya, film itu memanen piala di sejumlah festival. 

Hingga artikel ini disusun, CTS mengoleksi 11 piala dari 4 festival film. Enam piala dari Indonesian Box Office Movie Awards, 2 dari Indonesian Movie Actor Awards, 2 lagi dari Festival Film Bandung, dan sebuah Piala Citra dari Festival Film Indonesia (FFI) 2017.

Di FFI, CTS meraih 9 nominasi. Tiga di antaranya untuk Ernest dalam kategori Sutradara, Pemeran Utama Pria, dan Penulis Skenario Asli Terbaik. Tak banyak seniman yang menakik prestasi segemilang ini. 

Berkilaunya karier Ernest Prakasa mengingatkan pada kegemilangan aktor Hollywood era klasik, Orson Welles (1915-1985). Karya kedua Orson, Citizen Kane, meraih 9 nominasi Oscar pada 1942. Kala itu, Orson dijagokan menjadi Sutradara, Pemeran Utama Pria, dan Penulis Skenario Asli Terbaik. Sama seperti Ernest, Orson meraih Oscar di kategori yang disebut terakhir. 

Orson melempengkan jalan seniman generasi berikutnya untuk meraih lebih dari satu nominasi. Pun Ernest membuat para pekerja seni (khususnya pelawak tunggal) percaya mereka ditakdirkan bukan sekadar memantik tawa atau ditertawakan. 

Setelah Citizen Kane, Orson tampil di banyak film bagus dan kembali meraih Oscar nyaris 30 tahun kemudian. Tentu, kita berharap Ernest Prakasa akan terus melahirkan karya berkelas dan mendulang prestasi.

“Saya harap CTS bukan puncak karier saya. Dan ini harus saya buktikan lewat film ketiga, Susah Sinyal, yang dirilis akhir tahun nanti,” Ernest berharap. 

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait