Cynthia Tenggara Pengusaha Katering Berrykitchen yang Tidak Bisa Memasak

Yohanes Adi Pamungkas | 24 Desember 2017 | 22:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sudah tiga tahun Cynthia Tenggara (32) merintis bisnis katering online Berrykitchen. Ia kini memiliki pelanggan tetap baik perorangan, kelompok maupun institusi. Dengan tiga ribu paket makan siang yang dikirim setiap hari, ia mencatatkan omzet minimal 75 juta rupiah. 

Berrykitchen dirintis Cynthia pada 2014. Semua berawal ketika ia merasa kesulitan menemukan menu makan siang yang cocok dengan lidahnya di kantor tempatnya bekerja. "Kalau harus membeli makanan di luar kadang harga dan rasanya enggak sesuai," kata Cynthia yang pernah bekerja di RCTI, Yayasan Cinta Anak Bangsa, dan Groupon Disdus kepada Bintang, pekan lalu. 

Tiba-tiba terlintas di pikiran Cynthia untuk membuka bisnis katering dengan konsep daring.

“Melihat perkembangan E-Commerce sedang pesat, saya melihat kesempatan besar untuk membuka usaha dengan konsep seperti itu” Cynthia menyatakan.

Demi mewujudkan bisnis yang dibayangkan, Cynthia mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja. 

Butuh waktu sekitar 6 bulan bagi Cynthia untuk melakukan riset sebelum membuka Berrykitchen. Yang ada di pikirannya, Berrykitchen dapat menjadi jawaban kepada warga Jakarta yang kesulitan mendapatkan menu makan siang yang sehat dengan rasa enak.

"Karena saya enggak bisa memasak maka saya harus mencari chef yang bisa membuat makan siang untuk pelanggan," kata Cynthia. 

Awal merintis Berrykitchen, Cynthia meminjam rumah seorang temannya yang cukup luas di kawasan Jakarta Barat untuk dijadikan kantor sekaligus dapur Berrykitchen. Ia mempekerjakan seorang chef Chef dan seorang karyawan yang mengurus administrasi serta situs web Berrykitchen.

“Saya ikut membantu mengemas dan mengantarkan makanan ke pelanggan yang memesan,” jelas Cynthia

Siapa sangka, dalam kurun tiga tahun Berrykitchen berkembang pesat. Dari hanya menerima pesanan 50 paket makan siang kini dalam sehari setiap hari kerja dari Senin hingga Jumat bisa mengirim 3 ribu paket kepada pelanggan dengan harga sekitar 25 ribu rupiah per paket.

"Sabtu dan Minggu ada yang pesan tapi jumlahnya enggak sebanyak hari kerja. Mungkin karena hari libur banyak yang makan di rumah atau mal," ujar Cynthia.

(han / gur)

Penulis : Yohanes Adi Pamungkas
Editor: Yohanes Adi Pamungkas
Berita Terkait