Pernah Gagal Berbisnis Kopi, SLANK Tidak Kapok

Wayan Diananto | 30 Desember 2017 | 14:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tiga tahun terakhir, kedai-kedai kopi menjamur di kota-kota besar hingga kota kecil. Sejumlah seleb terbawa eforia dan ikut mendirikan kedai kopi. Di antaranya Rio Dewanto, Raisa, Rama Michael, dan Nino Fernandez.

Tidak ketinggalan SLANK. Grup musik legendaris itu juga terjun ke arena bisnis jual beli kopi.

Dalam wawancara khusus dengan Bintang, mereka curhat soal jatuh bangun berbisnis kopi.

Jika ingin bertahan dalam persaingan, maka sebuah produk harus memiliki karakter unik yang membedakannya dari kompetitor. Karenanya, Bimbim (50) dan kawan-kawan tidak menjajakan kopi di kedai melainkan dalam kemasan paper cup cepat saji, disebut SlanKopi in PaperCup. Juga ada paket SlanKopi in the Box untuk yang berminat wirausaha. 

“Komposisi (kopi) campuran antara 20 persen biji kopi arabika Aceh Gayo dan kopi robusta Wonosobo sebanyak 80 persen. Istilahnya, kopi ini seperti anak saya. Saya asli Jawa sementara istri dari Aceh. Anak saya perpaduan Aceh-Jawa. Begitu pula kopi ini,” jelas Bimbim. Slank dan klien mereka sudah mencoba berbagai komposisi, dari perbandingan 50:50, 60:40, 70:30, namun rasa yang paling pas di lidah mereka berada di komposisi 80:20. 

Kopi bukan barang asing bagi Slank. Selama berkarier 34 tahun, pemilik album Generasi Biru ini mengamen dari Sabang sampai Marauke. Selama itu pula, mereka menjajal kopi di setiap daerah. “Kemarin menjajal kopi robusta dari Timor dan ternyata enak banget. Kopi arabika Aceh yang notabene wilayahnya didominasi dataran tinggi juga tak kalah enak,” Bimbim membeberkan.

Vokalis Slank, Akhadi Wira Satriaji (43) alias Kaka menambahkan, “Kalau buat nongkrong malam-malam paling enak ditemani kopi Bali. Minum kopi Bali itu, menurut saya, enggak bikin lidah capek. Cocok buat kalian yang gemar nongkrong bersama teman berjam-jam.”

Berbekal referensi kopi selama 34 tahun, Slank memberanikan diri berbisnis kopi (lagi). Sebelumnya, pelantun “Ku Tak Bisa” pernah menjajal bisnis kopi 7 tahun silam. Sayang, bisnis itu tak berumur panjang. Nama produk kopi mereka kala itu KopiSlank kemasan sachet. Setelah memproduksi sekali, habis terjual, habis pula riwayat kopi itu. 

“Waktu itu kami memproduksi kopi seperti memproduksi merchandise. Agar hal yang sama tidak terulang lagi, kali ini kami terlibat dari menggagas ide sampai produksi selesai. Nama merek kami balik dengan harapan, nasibnya berbalik. Dulu umurnya pendek, insya Allah SlanKopi panjang umur,” papar Kaka. Ia memastikan bisnis kopi tak akan mengganggu aktivitas bermusik Slank. 

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait