Ratu Maxima, Utusan Khusus PBB yang Juga Ratu Belanda

TEMPO | 13 Februari 2018 | 23:10 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Hari ini Presiden Jokowi menerima kunjungan utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Secretary General's Special Advocate/UNSGA) untuk Inklusi Keuangan Ratu Maxima di Istana Merdeka, Selasa, 13 Januari 2018. Ini kunjungan kedua Ratu Maxima ke Istana Merdeka setelah 2016 lalu.

Ratu Maxima, selain sebagai utusan khusus PBB, saat ini adalah Ratu Belanda. Ia menikah dengan Pangeran Willem-Alexander pada 2 Februari 2002. Dia menjadi ratu setelah suaminya naik tahta pada 2013.

Mengutip dari situs Dutchnews, Ratu Maxima lahir di Buenos Aires, Argentina pada 17 Mei 1971. Nama aslinya adalah Máxima Zorreguieta Cerruti.

Ratu Maxima merupakan anak pertama dari mantan Menteri Pertanian Argentina di era Presiden Jorge Rafael Videla, Jorge Zorreguieta. Ibunya bernama Maria Carmen Cerruti.

Ratu Maxima mengenyam pendidikan di sekolah Northlands dan melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Argentina. Di usianya yang ke-25, Maxima pindah ke New York, Amerika Serikat dan bekerja di sejumlah bank.

Pada tahun 1999 Ratu Maxima berkunjung ke festival Feria de Abril di Sevilla, Spanyol. Di sanalah ia bertemu dengan pujaan hatinya, Pangeran Willem-Alexander. Dari pernikahan dengan Pangeran Willem-Alexander, dikaruniai tiga anak: Amalia, Alexia, dan Ariane.

Pesta pernikahan antara Maxima dan Pangeran Willem-Alexander tidak dihadiri oleh sang ayah. Pasalnya pihak Belanda mempermasalahkan Jorge Zorreguieta yang diduga mengetahui kekejaman yang terjadi di Argentina di bawah kepemimpinan Presiden Jorge Videla.


Berdasarkan situs resmi UNSGA, Ratu Maxima telah menjadi utusan khusus PBB untuk keuangan inklusif sejak 2009. Sebagai utusan khusus ia mengampanyekan peningkatan akses terhadap layanan keuangan yang terjangkau, efektif, dan aman.

Ratu Maxima menekankan penyertaan keuangan bisa mempercepat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, termasuk pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, keamanan pangan, kesetaraan gender, dan pertumbuhan yang setara.


TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait