Perjalanan Deddy Mizwar: Dari Jenderal, Capres, hingga Cagub

TEMPO | 22 Februari 2018 | 09:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Deddy Mizwar dikenal sebagai aktor kawakan. Salah satu peran yang identik dengan sosoknya adalah Jenderal Naga Bonar di film Naga Bonar (1987).

Pada 2009, Deddy Mizwar tiba-tiba terjun ke politik. Tidak tanggung-tanggung, Deddy mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden Juli 2009. Dia merasa dunia politik Indonesia sudah buntu. Menunjukkan keseriusannya, aktor yang kerap disapa Pak Haji ini menggandeng mantan Asisten Teritorial Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Mayor Jenderal TNI Saurip Kadi. Tapi langkah Deddy terhenti di tengah jalan.

Gagal di Pilpres 2009, Deddy sempat muncul di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012. Dia menjadi satu dari sekian nama yang disiapkan PDIP untuk mendampingi Joko Widodo sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.  Namun, akhirnya Jokowi maju bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok setelah PDIP berkoalisi dengan Gerindra.

Dua kali gagal di kancah politik tidak lantas membuat Pak Haji kapok. Dia mencoba peruntungannya di provinsi tetangga DKI, Jawa Barat. Diusung Partai Keadilan Sejahtera, Deddy Mizwar maju sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Barat mendampingi Ahmad Heryawan.  Pasangan Aher-Deddy pun keluar sebagai pemenang pada Pilgub Jawa Barat dengan perolehan suara lebih dari 32 persen.



Meski menjabat sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy tidak meninggalkan aktivitasnya di dunia peran.  Dia masih tampil di layar kaca. Sejumlah iklan pun dibintanginya. Hal ini sempat jadi sorotan. Dosen politik dan pemerintahan Universitas Padjadjaran Dede Mariana menyarankan agar Deddy meninggalkan dunia keartisannya. Sebab, Deddy dikhawatirkan tidak fokus bekerja sebagai wakil gubernur.

Deddy mengabaikan saran tersebut. Dia tetap melanjutkan aktivitasnya seperti tampil di sinetron Para Pencari Tuhan. Alasan Deddy, kegiatan keartisannya tidak melanggar aturan. Dia pun tidak pernah ditegur Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Sindiran Tjahjo pernah diterima Deddy. Tapi bukan soal aktivitas keartisan Deddy. Tjahjo menyentil Deddy lantaran dianggap menghambat perizinan proyek Meikarta. Deddy pun menjawab. “Pak Mendagri belum tahu masalahnya. Kurang mendalami. Bagus semua harus dipercepat. Saya setuju. Tapi harus diteliti dulu masalahnya,” kata dia.

Terlepas dari kontroversi tersebut, pemerintahan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar membukukan 250 penghargaan selama masa kepemimpinan mereka. Di antaranya adalah pemerintah provinsi berkinerja terbaik secara nasional dua tahun berturut-turut (2016-2017) dan meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan selama enam kali berturut-turut mulai 2011 hingga 2016.

Terbilang sukses sebagai Wakil Gubernur, tahun ini,Deddy ingin naik kelas. Dia maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat. Tapi pencalonannya tak berjalan mulus. Gerindra, PKS, dan PAN batal mendukung Deddy di Pilgub Jawa Barat. Gerindra mencabut dukungannya lantaran celetukan Deddy Mizwar agar Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bersedia menjadi wakil presiden mendampingi Joko Widodo pada 2019. “Kader mati-matian bertarung agar Pak Prabowo menjadi RI-1, bukan RI-2,” kata anggota Dewan Pembina Gerindra Habiburokhman seperti dikutip Majalah TEMPO 14 Januari 2018.



Pencabutan dukungan PKS terhadap Deddy pun sempat berujung pada perang komentar di Twitter antara Deddy dengan Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid. Dalam percakapan keduanya di Twitter, mereka beradu argument soal kontrak politik yang diteken Deddy bersama Demokrat.

Akhirnya Deddy maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat menggandeng Deddy Mulyadi. Mereka diusung Demokrat dan Golkar dengan total kursi koalisi 29, atau sudah mencukupi persyaratan calon sebanyak 20 kursi.

Pada Pilgub Jawa Barat 2018, Deddy Mizwar tercatat memiliki harta paling banyak dibanding calon gubernur dan wakil gubernur lain di pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Berdasarkan data terakhir yang tercatat di situs Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN KPK) elhkpn.kpk.go.id, tercatat total kekayaan Deddy Mizwar mencapai Rp 38.915.835.289 dan US$ 35.541.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait