Leonika Boedioetomo Menyelamatkan Banyak Nyawa dengan Aplikasi Donor Darah

Agestia Jatilarasati | 17 Maret 2018 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Setiap jam, menit, dan detiknya, terdapat kebutuhan tranfusi darah dari banyak orang demi menyambung hidup. Sayangnya di negara-negara berkembang, defisit stok darah masih menjadi masalah tahunan. Tingkat kebutuhan darah per tahunnya mencapai lebih dari 4 juta kantong darah. 

Sementara di Indonesia, kekurangan stok darah mencapai lebih dari 1 juta kantong darah per tahun. Hal tersebut mendasari Leonika Sari Njoto Boedioetomo (24) membuat sebuah aplikasi yang mempermudah masyarakat untuk mendonorkan darahnya. 

Rendahnya tingkat donasi darah dipicu oleh ketidaktahuan calon pendonor potensial terhadap permintaan donor dan kegiatan donor yang diadakan di sekitar mereka. Takut pada jarum suntik dan ketidaktahuan bagaimana cara menjadi pendonor juga berkontribusi pada rendahnya partisipasi pendonor.  Leo–sapaan akrab Leonika–mencoba mencari solusi masalah ini. 

Pada tahun 2013, Leonika tergabung dalam tim yang membangun sistem informasi untuk Palang Merah Indonesia (PMI) dan rumah sakit bernama Blood Bank Information System (BloobIS). Sayang, sistem ini tidak berhasil karena fokus aplikasi kurang solutif dan komitmen anggota tim  tidak maksimal.

“Akhirnya saya bersama rekan-rekan lain, membangun sistem baru dari awal, yang berfokus pada pendonor darah, bernama Reblood pada September 2015 melalui inkubator stratup level kota, di Surabaya. Jadi, aplikasi Reblood membantu masyarakat, memberikan informasi seputar jadwal kegiatan donor darah, kiat-kiat untuk donor darah dan mendapatkan reminder rutin untuk donor darah setiap 75 hari,” Leo menjelaskan kepada Bintang beberapa waktu lalu.

bersambung

(ages / gur)

Penulis : Agestia Jatilarasati
Editor: Agestia Jatilarasati
Berita Terkait