Roy Kiyoshi, Paranormal yang Takut Masa Depan

Vallesca Souisa | 18 Maret 2018 | 08:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Acara realitas Karma sukses menyedot atensi penonton setia ANTV. Dia merangsek ke puncak rating, menyalip tiga sinetron andalan SCTV. Salah satu magnet acara itu adalah Roy Kiyoshi (31). Dia paranormal sekaligus konsultan spiritual.

Kemampuannya menerawang menjadi daya tarik tersendiri. Ditambah boneka yang silih berganti mendampinginya menambah rasa penasaran. Boneka-boneka ini berhantu!

Roy Kiyoshi, kelahiran Jakarta, 24 Februari 1987 dianugerahi kemampuan menerawang sejak lahir. Kemampuan tersebut baru ia sadari saat SD.

“Menurut mama, saya bisa melihat yang aneh-aneh sejak bayi, tapi saya sendiri baru menyadarinya saat kelas 5 SD. Di pojokan sekolah di pagi hari saya sering melihat ada nenek-nenek. Awalnya agak kaget, tapi lama-kelamaan biasa dan kami malah mengobrol. Anehnya, teman-teman melihatnya saya mengobrol sendiri,” Roy membuka obrolan.

Kemampuan menerawang Roy semakin lengkap saat mulai mendapat penglihatan-penglihatan akan masa depan yang menurutnya lebih menakutkan daripada melihat setan.

“Kalau melihat setan, awal-awalnya saja bikin kaget, tapi lama-lama terbiasa. Saya lebih takut kalau dapat penglihatan tentang masa depan. Itu bikin saya stres,” papar Roy Kiyoshi dalam wawancara empat mata dengan Bintang. Salah satu penglihatan yang bikin kepikiran jika menyangkut dirinya dan keluarga.

Pernah, dia mendapatkan sebuah penglihatan tentang kejadian naas yang akan menimpa ayahnya.

“Di tahun 2008 saya mendapat penglihatan detail, di mana papa saya mengalami kecelakaan mobil. Saya bisa melihat jelas bagaimana isi kepalanya keluar, darah di mana-mana. Saya takut luar biasa. Sampai saya sampaikan kepada Papa, 'Pa, tolong lebih berhati-hati. Jaga diri. Jangan mengebut kalau berkendara. Jangan emosian, lakukan karma baik,” beber Roy. 

Kecelakaan tetap terjadi walau tidak separah gambaran yang dilihatnya.

“Yang terjadi adalah papa kecelakaan motor dan patah tulang. Saya juga sangat beruntung papa tidak meninggal. Kejadian itu sudah berlalu, tapi bagaimana dengan ke depannya nanti? Saya bisa mencium kapan kemungkinan orang tua saya meninggal. Lalu bagaimana dengan kehidupan saya sendiri? Terbayang enggak bagaimana stres-nya saya?” bilang Roy Kiyoshi.

Dianugerahi kelebihan yang unik rupanya berpengaruh pada sikap dan karakternya sehari-hari. Sebagian sangat positif, sebagian lagi negatifnya.

“Semasa sekolah saya lebih cepat belajar dari lainnya. Di sisi lain, saya ini pemberontak. Saat sekolah, saya tidak suka dengan aturan-aturan. Kenapa harus baris? Kenapa harus pakai ini-itu? Orang dengan bakat seperti saya memang tidak suka diatur. Pemikiran kami juga berbeda. Jadi saya lebih nyambung dan cocok bergaul dengan orang-orang yang lebih tua,” jelas Roy Kiyoshi.

(val / gur)

Penulis : Vallesca Souisa
Editor: Vallesca Souisa
Berita Terkait