Mengenal Lebih Dekat Kontestan 5 Besar Indonesian Idol 2018 dan Ciri Khasnya

Agestia Jatilarasati | 19 Maret 2018 | 19:50 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Selain kualitas suara, mari kita mengenal lebih dekat kontestan Indonesian Idol 2018 yang berhasil masuk 5 besar dan sukses merebut hati rakyat Indonesia.

Mulai dari Abdul yang diajak bekerja sama dengan Kodaline, Ayu dengan penampilan swag-nya, Maria yang tengah mencari ciri khasnya, Joan yang berharap mampu bernyanyi dengan baik sepulang dari kompetisi ini, dan Ghea yang punya segudang penggemar. Sila disimak, cerita unik dari masing-masing kontestan. 

Abdul: Dipuji dan Diajak Berkolaborasi oleh Kodaline

Abdul kontestan dengan kemampuan menyanyikan lagu bahasa Inggris yang sangat baik. Ini kelebihan sekaligus kekurangannya. Ia sering mendapat standing ovation terutama saat membawakan lagu berbahasa Inggris, namun “jatuh” ketika membawakan lagu berbahasa Indonesia. “Aku mengakui, setiap kali menyanyikan lagu Indonesia, penghayatanku kurang baik. Mungkin karena aku lebih sering mendengarkan lagu Barat,” kata pria yang berprofesi desainer grafis ini.

Kelebihan dalam membawakan lagu berbahasa Inggris ini membuatnya dipertemukan dengan idolanya, band asal Irlandia, Kodaline. Penampilannya dengan lagu “All I Want” di babak eliminasi ketiga terdengar Kodaline. Abdul kaget, ketika di akun Instagramnya ada pesan langsung dari Kodaline, yang berisi pujian tentang penampilan Abdul. 

“Aku enggak percaya, sampai berkali-kali aku lihat (pesan itu dan bertanya-tanya), 'Ini benar akun Kodaline bukan, sih?' Dan ternyata itu benar akun mereka, karena ada tanda verified (terverifikasi),” ungkap pemilik nama lengkap Ahmad Abdul. 

Sejak saat itu ia berkomunikasi secara intens dengan Kodaline. Bahkan saat ini mereka tengah menyiapkan proyek rahasia. “Itulah mengapa menurutku panggung eliminasi ketiga adalah momen paling penting dalam perjalanan ini,” kata pria berdarah Kupang ini. 
    
Ayu: Pencapaian Tertinggi Si “Swag Hijaber”

Selain suara serak dan bertenaga, gadis bernama lengkap Ayu Putri Sundari juga terbilang bertekad kuat dalam membentuk ciri khas penampilannya. Tampil dengan busana berhijab yang berpadu dengan anting besar dan topi snapback ala penyanyi hip hop, Ayu mudah dikenali. Penampilan seperti ini berawal ketika ia mengikuti lomba rap semasa SMA. 

“Selama ini wanita berhijab dicitrakan feminin. Menurutku berhijab bukan berarti membatasi diri untuk berekspresi. Dengan memakai topi, aku menunjukkan walaupun berhijab, aku tetap bisa berekspresi dengan gaya seperti ini. Aku merasa lebih bisa mengeluarkan kepribadianku,” beber Ayu, yang menyebut gayanya swag hijab. Seiring popularitas yang meningkat, koleksi topi Ayu bertambah, hasil pemberian penggemar.

Indonesian Idol bukan kompetisi menyanyi pertama bagi Ayu. Namun ini kali pertama ia merasakan tampil di panggung megah, ditonton jutaan pemirsa televisi dan media sosial. Sejak kelas tiga SD, Ayu berkali-kali mengikuti kompetisi menyanyi, berkali-kali pula gagal. “Di Indonesian Idol aku bisa masuk 5 besar, ini adalah pengalaman dan pencapaian tertinggi dalam kehidupanku,” ungkap dara asal Cilegon ini.

Musik sudah menjadi bagian dari keseharian Ayu sejak kecil. Saat duduk di kelas 3 SMP, ia mendirikan sanggar seni bersama sang kakak di Cilegon. Ia mengajarkan anak-anak SD bermain musik. Sayangnya sanggar seni itu kini dalam masa vakum, karena Ayu melanjutkan pendidikan ke Yogyakarta. Ia menempuh kuliah jurusan musik, dengan tujuan memantapkan kemampuan bermusik sekaligus mendalami teori tentang musik.

Maria: Dalam Proses Menunjukkan Aura Bintang

Bicara soal teknik dan kemampuan menggapai nada-nada tinggi, ah sudahlah, Maria juaranya. Sayangnya, menurut Maia dan disepakati juri lainnya, Maria belum mampu mengeluarkan aura bintang secara maksimal. “Jujur memang belum (terlihat). Dari awal mungkin penampilanku kurang menonjol atau ada sesuatu yang bukan Maria yang sesungguhnya,” Maria beralasan. 

Gadis dengan nama lengkap Maria Dwi Permata Simorangkir masih dalam proses untuk menemukan aura bintangnya. Salah satu caranya, mengubah penampilan. Sedikit demi sedikit ia merapikan rambut, memperbaiki gaya busananya, memperbaiki postur tubuh, tentunya sambil terus menjaga kualitas vokalnya. 

“Banyak yang memintaku memutihkan kulit, tapi aku enggak mau. Tidak ada yang namanya kulit putih manis, yang ada hitam manis. Kalau ada yang menyuruhku memutihkan kulit, sorry, hitam itu sudah ciri khasku. Hitam itu eksotis, inilah aku,” tegas Maria yang pernah mengikuti Indonesian Idol Junior musim pertama dan juga mencapai babak 5 besar. 

Maria bercita-cita menjadi diva berkelas internasional seperti idolanya, Beyoncé, Nicki Minaj, dan Whitney Houston. “Banyak yang bilang aku seperti Beyoncé atau Nicki Minaj. Cara bernyanyiku juga katanya seperti diva. Aku memang ingin menampilkan (citra) seperti itu,” terang Maria.

Joan: Berkat Jennifer Hudson dan Beyoncé

Tanpa campur tangan sang sahabat, Pamela, yang diam-diam mendaftarkannya untuk ikut Indonesian Idol, jalan hidup Joan sekarang mungkin berbeda. Pamela, yang kenal Joan sejak SMP, tahu kualitas suara cewek yang berciri khas gospel ini. Usai mendaftarkan, Pamela membujuk Joan untuk hadir audisi. 

"Dia bilang, 'Sa (aku) sudah mencetak kertas (formulir) ‘buat kau. Sa punya kertas sudah habis.’ Intinya dia minta aku untuk pergi, sayang banget enggak pergi soalnya sudah menghabiskan kertasnya. Seakan-akan mau membuatku merasa bersalah," Joan yang asal Papua ini bernostalgia sambil tersenyum. 

Tanpa persiapan khusus, Joan mantap memilih lagu "Believe" dari Jennifer Hudson untuk audisi. "Lagu itu kayak langsung ada di otakku," imbuh cewek yang rutin bernyanyi sebagai pelayan musik gereja ini. Dapat pujian dari Maia, Joan ditantang menyanyikan lagu Beyoncé. Pilihannya jatuh pada lagu "Love on Top". Memacunya bernyanyi dengan nada yang semakin tinggi, Joan memukau 4 juri hari itu. 

"Aku paling ingat komentar para juri agar tetap jadi diri sendiri dan harus lebih menjaga dinamika ketika bernyanyi," Joan mengingat. Soal penampilan, Joan senang dengan perubahan model rambutnya, yang kini lurus dan cepak di bagian samping. "Rambut kribo, kan penataannya begitu-begitu saja. Rambut gaya ini lumayanlah, penampilan baru. Aku senang dengan makeover baru ini," ungkap cewek yang berharap bisa tahu teknik bernyanyi yang benar lewat Indonesian Idol.

Ghea: Punya Kelompok Penggemar sejak Audisi

Setiap babak spektakuler, wajah-wajah maskulin menghiasi barisan depan penggemar Ghea, yang akrab disebut Ghealways. Mereka tak lelah meneriaki yel-yel untuk menyemangati Ghea. Berkat Ghealways juga, Ghea belum pernah terjeblos ke posisi 3 terbawah. 
Sadar akan hal ini, Ghea mengingat awal terbentuknya Ghealways.

"Ada yang menghubungi Ghea, cewek SMA dari Tegal. Dia bilang, 'Kak Ghea, mau enggak aku bikinkan fan base? Melihat ada yang mengapresiasi sebegitunya, silakan," Ghea mengenang. Ternyata tanpa campur tangan Ghea, penggemarnya yang bergabung di Ghealways terus bertambah.

Selain suara imut, penampilan ala Korea juga jadi daya tarik Ghea. Padahal mulanya Ghea kerap berpenampilan tomboi. "Tapi begitu Ghea belajar tentang fashion, ternyata lama-kelamaan tanpa disadari benda-benda fashion milikku lebih kecewek-cewekan, lebih cute," Ghea bercerita. Soal kacamata yang jadi ciri khasnya, menurut Ghea berawal dari ketidaksengajaan. "Aku senang banget dengan kacamata tapi karena aku pesek, kacamata merosot ke pipi. Jadi sekarang aku sangkutkan di atas kepala. Tanpa aku sadari, orang-orang mulai memperhatikan, aku punya ciri khas,” terang dia. 

Meski punya banyak penggemar fanatik, cewek yang sejak SMA sering manggung di kafe ini tak terhindarkan dari perundungan. Mulai dari gaya modenya sampai kualitas suaranya dikritik warganet. "Paling pedas itu pas ada yang bilang seharusnya bukan peserta lain yang pulang, tapi Ghea," ungkap dia. Namun Ghea tetap percaya diri. Cewek yang dulunya aktif mengunggah video bernyanyinya di Instagram dan YouTube ini percaya, banyaknya suara masuk memilihnya adalah bukti masih banyak orang yang mendukungnya.

(ages / gur)

Penulis : Agestia Jatilarasati
Editor: Agestia Jatilarasati
Berita Terkait