Ada Hujan Meteor Orionid Sepanjang Oktober Sampai Awal November

TEMPO | 12 Oktober 2018 | 19:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sepanjang Oktober sampai November ini ada siraman hujan meteor Orionid di langit. Berlangsung sejak 2 Oktober hingga 7 November, puncak hujan meteor Orionid terjadi 21 Oktober. Lokasi rasi bintang itu di langit pada arah timur laut.

Avivah Yamani, penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan di Bandung mengatakan, hujan meteor Orionid itu berasal dari sisa debu komet Halley. Sesuai namanya, hujan meteor Orionid muncul dari rasi bintang Orion Si Pemburu. "Saat malam puncak, pengamat bisa menyaksikan 25 meteor per jam," katanya Jumat, 12 Oktober 2018.

Meteor yang melesat, mengutip dari laman Langit Selatan, ditaksir berkecepatan 66 kilometer per detik. Rasi Orion terbit pada pukul 22:16 WIB. Pada saat puncak, bulan cembung besar yang sedang mengarah ke barat dan terbenam pukul 02:58 WIB akan jadi polusi cahaya yang mengganggu pengamatan.

Hujan meteor Orionid salah satu hujan meteor yang dengan aktivitas yang cukup tinggi antara 40-70 meteor per jam. Analisis data hujan meteor Orionid dari tahun 1984 – 2001 memperlihatkan laju maksimum setiap tahunnya beragam antara 14-31 meteor per jam.

Periode terkuat terjadi selama 12 tahun di abad ke-20 dan selama tahun 2006 – 2012/2013, di malam puncak, para pengamat bisa menikmati 30 – 70 meteor per jam. Tapi sejak 2014, hujan meteor Orionid berada pada aktivitas terendah dengan kisaran 15 – 20 meteor per jam.

Di Indonesia pengamat bisa mengamati lintasan-lintasan meteor yang tampak datang dari rasi Orion ini mulai tengah malam ketika rasi Orion sudah cukup tinggi sekitar 30 derajat di langit arah timur laut. Selain faktor polusi cahaya alami dari bulan, pengamat juga perlu memperhitungkan kondisi polusi cahaya kota.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait