Gadis Ini Bunuh Diri Akibat Alergi Terhadap Wi-Fi

Khairiyah Sartika | 2 Desember 2015 | 11:11 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Seorang remaja bernama Jenny Fry meninggal dunia akibat reaksi alergi terhadap jaringan Wi-Fi di sekolahnya.

Gadis berusia 15 tahun yang bersekolah di Chipping Norton School di Oxfordshire, Inggris, ini menderita eclectromagnetic hypersensitivity (EHS) atau hipersensitifitas elektromagnetik. Akibat kondisinya, Jenny memutuskan mengakhiri hidup secara tragis dengan cara bunuh diri.

Tubuh Jenny ditemukan dalam kondisi tergantung di Brooke Woods, Oxfordshire pada 11 Juni 2015.

Ibu Jenny, Debra Fry meyakini kematian Jenny disebabkan oleh alerginya terhadap Wi-Fi. Dia mengatakan, putrinya mulai mengalami gejala-gejala ini sejak tahun 2012.

Gejala yang ditimbulkan akibat gangguan kesehatan ini membuat Jenny mengalami keletihan, kesulitan berkonsentrasi, mual-mual, sakit kepala, gangguan menstruasi dan detak jantung berdebar-debar.

Dilansir Telegraph, Jenny mulai menunjukan gejala saat berada di sekolah, khususnya saat berada di beberapa wilayah tertentu. Ternyata, dideteksi bahwa kondisi tubuhnya dipengaruhi Wi-Fi yang terpasang di sekolahnya.

Diceritakan sang ibu, Jenny kerap menerima hukuman dari sekolah karena perilakunya yang tidak mengikuti aturan. Jenny kerap keluar dari kelas untuk mencari lokasi yang membuatnya dapat belajar dengan nyaman. Ini akhirnya membuat Jenny kerap dihukum yang membuat kondisinya semakin parah.

"Saya membawa banyak informasi ke sekolah untuk diperlihatkan kepada kepala sekolah, namun dia menyampaikan informasi bahwa kondis Wi-Fi aman. Saya juga terlibat dalam penjelasan panas dengan guru-guru lain dan mengatakan bahwa Jenny alergi terhadap Wi-Fi, dan bagi mereka itu tidak masuk akal," ungkap Debra.

Keluarga Jenny kini melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran terhadap EHS dan berharap penggunaan tekonologi wireless di sekolah dapat diperhatikan dengan lebih baik.

"Jenny meninggal setelah berteriak minta tolong. Dia mengirimkan pesan kepada temannya untuk memberitahu keinginanya mengakhiri hidup sekaligus memberitahu keberadaannya."

"Jika dia berniat bunuh diri, dia tidak akan mengatakan keberadaannya. Sayangnya, temannya tidak memegang handphonenya saat itu, jadi dia tidak melihat pesan tersebut pada saat dikirimkan."

World Health Organisation (WHO) menyebut gangguan EHS ini sebagai masalah yang memprihatinkan bagi individu yang menderitanya dan diestimasi menyerang hanya sedikit orang.

"Jenny meninggalkan surat untuk kami di mana dia mengatakan tidak dapat menghadapi alergi akibat Wi-Fi," ungkap Debra.

(tika/yb)

Penulis : Khairiyah Sartika
Editor: Khairiyah Sartika
Berita Terkait