Kaleidoskop 2017: Tokoh yang Jadi Pusat Perhatian Publik

TEMPO | 27 Desember 2017 | 10:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Berbagai nama tokoh berseliweran di jagat politik tanah air sepanjang 2017. Ada tokoh baru, ada juga nama lawas yang masih mewarnai perjalanan demokrasi di Indonesia. Tempo mencatat tujuh nama yang menjadi pusat perhatian publik selama tahun ini. Berikut nama yang sempat tercatat di survey Lembaga Riset Monitor Indonesia sebagai paling banyak dibicarakan oleh media.

Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi tetap menjadi magnet pembicaraan baik di media massa maupun di ranah media sosial. Bahkan namanya masuk dalam tokoh dunia yang paling banyak diperbincangkan di Twitter. Hingga saat ini akun resmi Jokowi diikuti 9,31 juta akun.

Sejak menjabat pada Oktober 2014 silam, Jokowi rajin blusukan ke penjuru negeri.  Ia pun memerintahkan berbagai pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur ini ia kebut mulai dari pembangunan LRT hingga jalan Trans Papua.  Pria kelahiran Solo 21 Juni 1961 itu bermimpi menyediakan konektivitas di semua wilayah dan memupus kesenjangan ekonomi di seluruh Tanah Air.

Basuki Tjahaja Purnama

Menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo yang terpilih sebagai Presiden RI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dielu-elukan sebagai gubernur terbaik sepanjang sejarah Jakarta. Usahanya memulihkan berbagai kesemrawutan di Jakarta banyak dipuji publik. Namun kelompok lain justru mencibir terutama saat Ahok menggusur penduduk yang tinggal di bantaran Ciliwung.

Langkah Ahok membereskan kawasan Kalijodo mengangkat namanya, karena dianggap bisa membereskan masalah prostitusi di kawasan itu yang sudah berlangsung puluhan tahun.  Berbagai kebijakan Ahok seperti sirna ketika kasus penistaan agama menjeratnya.  Setelah kalah di Pilkada dengan keriuhan dan polarisasi di tengah masyarakat, Ahok divonis hakim dua tahun penjara dengan tuduhan menistakan agama lewat ceramahnya di Kepulauan Seribu. Kini Ahok masih berada di dalam penjara  Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Setya Novanto

Tahun 2017 adalah masa suram bagi politikus Golkar Setya Novanto. Karier politik yang dibangunnya di tubuh Beringin tamat justru saat ia tengah memegang pucuk pimpinan di sana. Setya Novanto harus lengser setelah ia menjadi terdakwa kasus korupsi proyek e-KTP. Kasus yang menyeretnya itu juga menghentikan karier politiknya di DPR. Setya Novanto mundur dari kursi nomor satu di parlemen.

Setya Novanto kini tengah menjalani persidangan sebagai terdakwa perkara e-KTP. Ia didakwa menerima suap Rp 99 miliar dari kerugian proyek pada 2011-2012 senilai Rp 2,3 triliun.

Anies Baswedan

Anies Baswedan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pilkada DKI yang berlangsung sangat panas. Anies memenangkan perebutan kursi DKI satu itu dengan suara yang cukup besar yaitu 57,96 persen. Namun kemenangannya diwarnai berbagai isu seperti agama, ras, antargolongan, dan politik uang.Beberapa lembaga survey menyebut elektabilitas Anies bisa diperhitungkan dalam kontes Pilpres 2019. Namun Anies beberapa kali mengatakan akan konsentrasi mengurus Ibu Kota.

Jenderal Gatot Nurmantyo

Nama Jenderal Gatot Nurmantyo mulai menghiasai peta politik Indonesia sejak akhir 2016. Kedekatannya dengan kelompok Islam membuatnya banyak dibicarakan sebagai calon pemimpin yang kelak akan menjadi pilihan umat. Sepak terjang Gatot Nurmantyo yang saat itu masih menjabat Panglima TNI semakin terlihat saat ia memainkan isu G30 S 1965 dengan menginstruksikan lagi pemutaran film Pemberontakan G 30S PKI yang sejak lengsernya Soeharto tak lagi diwajibkan. Presiden Joko Widodo akhirnya mengganti Gatot Nurmantyo dengan Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI.

Agus Harimurti Yudhoyono

Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta memunculkan sosok baru di panggung politik tanah air. Dialah Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara mengejutkan mundur sebagai tentara aktif berpangkat mayor dan memilih mengikuti Pilkada DKI pada 2016.

Meski akhirnya kalah. AHY justru dicatat sebagai seorang ksatria saat menyatakan menerima kekalahannya di Pilkada DKI. AHY yang kini menjadi Direktur The Yudhoyono Institute tercatat dalam beberapa survey termasuk tokoh yang bisa menjadi calon wakil presiden.

Prabowo Subianto

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menjadi tokoh kunci dalam dunia politik Indonesia. Pada 2016 lalu misalnya, Prabowo mengusung Anies Baswedan berpasangan dengan kader Gerindra Sandiaga Uno maju yang menang di Pilkada Jakarta.

Dalam beberapa survey nama Prabowo juga masih menjadi pesaing kuat Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang. Gerindra pun dalam catatan Kaleidoskop 2017 sudah bulat mengusung Prabowo untuk kembali bertarung di Pilpres setelah sebelumnya pada 2014 silam kalah.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait