Kaleidoskop 2018: 10 Tokoh yang Paling Menyita Perhatian Publik Tanah Air

TEMPO | 28 Desember 2018 | 07:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sejumlah tokoh menyedot perhatian publik Tanah Air karena keterkaitannya dengan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama tahun 2018. Ada pula beberapa tokoh yang menjadi perbincangan masyarakat karena pernyataannya menuai kontroversi.

Jokowi merupakan salah satu tokoh yang banyak menjadi sorotan dalam Kaleidoskop 2018. Berikut 10 tokoh yang menyita perhatian di Tanah Air selama 2018.

1. Jokowi

Google Search Indonesia mencatat Jokowi nama panggilan Presiden Joko Widodo sebagai salah satu tokoh yang paling banyak dicari sepanjang tahun 2018. Tak hanya popular di Tanah Air, Jokowi juga dikenal di internasional.

Awal tahun ini, Jokowi mengunjungi Afganistan yang tengah menghadapi konflik. Saat berada di sana, Presiden RI ini menolak memakai rompi antipeluru. Dari foto viral, Jokowi diketahui sempat menjadi imam salat Presiden Afganistan Ashraf Ghani sewaktu berada di sana. Soal foto viral itu, Jokowi sempat berujar hal itu tak perlu dibesar-besarkan. “Kami ingin jamak takdim melanjutkan Ashar, saya maju (menjadi imam). Ya biasa, lah. Apa sih yang diramaikan?," ujarnya ketika itu.

Saat pembukaan Asian Games 2018, Jokowi membuat banyak orang terkejut dengan aksinya. Sebelum muncul di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, ia lebih dulu muncul dalam rekaman video, tengah menaiki sepeda motor melewati kemacetan jalan dari Istana Bogor tanpa pengawalan. Aksinya itu lantas menjadi perbincangan publik.

Maju kembali sebagai calon presiden inkumben pada pemilihan presiden 2019, Jokowi beberapa kali melontarkan istilah-istilah tak biasa, seperti politikus sontoloyo dan politik genderuwo. Pernyataan yang dilontarkannya pun menjadi ramai karena ditanggapi banyak pihak.

2. Prabowo Subianto

Ketua Umum Partai Gerindra ini kembali maju sebagai calon presiden 2019. Sebelumnya, saat berpasangan dengan Hatta Rajasa pada pilpres 2014, ia kalah dengan 46,84 persen, sedangkan Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla menang dengan 53,12 persen suara. Keputusannya maju sebagai capres membuat Prabowo ramai diperbincangkan di tahun ini.

Sebagai capres, Prabowo terus mendapatkan perhatian. Terlebih lagi, beberapa kali putra ekonom Soemitro Djojohadikoesoemo itu mengeluarkan pernyataan kontroversial. Salah satunya soal tampang Boyolali yang kemudian memunculkan kegaduhan. Setelah menerima banyak protes terkait ucapannya itu, Prabowo meminta maaf dan menjelaskan bahwa pernyataannya tidak bermaksud merendahkan orang Boyolali.

Baru-baru ini, saat berpidato dalam Konferensi Nasional Partai Gerindra di Bogor, pada pertengahan Desember ini, ia kembali melontarkan pernyataan yang menuai kontroversi. Ketika itu, dia menyatakan Indonesia akan punah jika dirinya dan calon wakil presiden Sandiaga Uno kalah di pilpres 2019. “Kita tidak boleh kalah. Kalau kita kalah, negara ini bisa punah," ujarnya.

3. Ma'ruf Amin

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menjadi perbincangan publik setelah dipilih Jokowi menjadi calon wakil presiden pendampingnya di pilpres 2019. Ditunjukkan Ma’ruf, 75 tahun, ini mengejutkan banyak pihak. Sebab, hingga beberapa saat sebelum pengumuman, nama Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang santer terdengar bakal mendampingi Jokowi.

Sebagai cawapres, Ma’ruf beberapa kali melontarkan pernyataan yang memicu kontroversi. Soal mobil Esemka, misalnya. Ia sempat menyampaikan bahwa mobil nasional itu bakal diproduksi besar-besaran pada Oktober 2018, ketika mengisi tausiah di Pondok Pesantren Nurul Islam, Kamis, 27 September 2018. Namun, apa yang disampaikannya tidak terbukti. Ma’ruf pun berdalih, peluncuran mobil Esemka tergantung pabrikannya yaitu PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK).

Ma'ruf kembali menjadi pusat perhatian karena pidatonya pada peresmian posko dan deklarasi relawan di Cempaka Putih, Sabtu, 10 November 2018. Dia mengatakan, hanya orang yang buta dan budek yang tidak mengakui keberhasilan pembangunan pemerintah Joko Widodo. Pernyataan itu kemudian menuai protes dari Forum Tunanetra. Aksi protes mereda setelah Ma’ruf menegaskan dirinya tidak bermaksud menyinggung kaum disabilitas dengan pernyataannya itu.

4. Sandiaga Uno

Menjelang pendaftaran capres dan cawapres, secara mengejutkan Sandiaga yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dipilih menjadi cawapres mendampingi Prabowo. Padahal, sebelum pengumuman, nama Gubernur DKI Anies Baswedan santer disebut-sebut bakal menjadi pendamping Prabowo.

Sebagai cawapres, Sandiaga rajin blusukan ke pasar dan menghadiri sejumlah acara di daerah. Ia sering kali melontarkan pernyataan yang kemudian menjadi viral, seperti tempe setipis ATM. Ungkapan itu digunakannya menyampaikan bahwa harga bahan makanan mahal.

5. Erick Thohir

Perhelatan Asian Games 2018 yang dinilai sukses melambungkan nama Erick. Pengusaha yang didapuk sebagai Ketua Penyelenggara Asian Games 2018 ini pun menjadi populer. Namanya tak meredup setelah perhelatan itu berakhir, sebab ia kemudian ditunjuk menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.

6. Mahfud MD

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menjadi sorotan saat namanya santer disebut bakal jadi cawapres Jokowi. Setelah batal jadi cawapres, namanya masih menjadi perbincangan karena ia blak-blakan menyampaikan cerita detik-detik menjelang pengumuman cawapres Jokowi.

7. Grace Natalie

Tak cuma sekali Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia ini melontarkan pernyataan yang mengundang polemik. Salah satunya soal peraturan daerah berbasis aturan agama. "Partai ini tidak akan pernah mendukung Perda Injil atau Perda Syariah. Tidak boleh ada lagi penutupan rumah ibadah secara paksa," ujarnya di Tangerang, Ahad, 11 November 2018. Pernyataan itu kemudian menuai kontroversi. Bahkan, Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) melaporkan Grace ke Badan Reserse Kriminal Polri dengan dugaan penistaan agama.

Berikutnya, Grace membuat heboh karena menolak poligami. Dia pun berjanji memperjuangkan revisi atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang mengizinkan lelaki memiliki lebih dari satu istri. Sontak, pernyataannya in juga menuai polemik di masyarakat.

8. Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY

Menjelang pendaftaran capres dan cawapres, Ketua Umum Partai Demokrat ini tak luput dari perhatian publik. Sempat melakukan lobi-lobi politik untuk menjadikan putranya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres, SBY akhirnya memutuskan mendukung Prabowo. Ketika itu, SBY sempat mengungkapkan dirinya sulit untuk mendukung Jokowi karena terganjal Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

9. Novel Baswedan

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi itu menjadi sorotan sepanjang tahun karena kasus penyiraman air keras yang dialaminya pada 11 April 2017 tak kunjung terungkap. Lembaga swadaya masyarakat, koalisi masyarakat sipil, dan wadah pegawai KPK, terus mendorong Presiden Jokowi membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta lantaran merasa ada kejanggalan dalam penyidikan kasus Novel.

Baru-baru ini, Komnas HAM kembali menyarankan Jokowi membentuk TGPF. Bedanya, tim tersebut diusulkan berada di bawah kepolisian. Staf Ahli Presiden, Adita Irawati, mengatakan Jokowi masih mempelajari usulan itu. Secara paralel presiden juga minta Polri untuk terus menindaklanjuti penyelidikan atas kasus Novel," ujarnya saat dihubungi Jumat, 21 Desember 2018.

10. Gatot Nurmantyo

Nama Gatot menjadi sorotan karena manuver politiknya. Mantan Panglima TNI itu sempat disebut-sebut bakal maju pemilihan presiden. Ketika itu, elektabilitas Gatot di sejumlah survei tidaklah kecil. Dia juga dianggap dekat dengan sejumlah tokoh Islam. Namun, namanya meredup setelah Prabowo dan Jokowi memilih calon wakilnya.

Menjelang akhir tahun, Gatot kembali menjadi sorotan setelah menantang Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto untuk menggelar nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait