Perjuangan Atlet Skateboard, Berburu Prestasi di Tengah Minimnya Atensi

Ari Kurniawan | 12 Maret 2020 | 05:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dari permainan jalanan, skateboard tumbuh sebagai cabang olahraga yang duakui dunia dan akan dilombakan untuk pertama kali di Olimpiade 2020 di Jepang.

Soal prestasi, Indonesia tak bisa dianggap remeh di cabang olahraga ini. Terbukti dari dua medali yang disungbangkan atlet nasional pada Asian Games 2018 lalu. Sayang, potensi yang demikian besar tidak dibarengi dengan atensi yang cukup dari pihak terkait.

”Indonesia dari segi prestasi sebenarnya bukan hanya di Asian Games kemarin tapi kami dari tahun 1995 sudah kirim atlet ke luar negeri. Ikut kompetisi XGames dan beberapa kompetisi internasional,” ungkap Pemerhati Skateboard, Didi Arifin, kepada wartawan, Selasa (11/3).

Dari situ, kata Didi, terlihat bahwa satu-satunya kekurangan Indonesia adalah kurang ditopang dengan infrastruktur Skateboard yang memadai. ”Kita nggak punya (sarana memadani) saja masih bisa berprestasi,” ucapnya.

Dari lemahnya infrastruktur kemudian merembet pada persoalan lain yaitu kurang terstrukturnya pembinaan dan pelatihan para atlet. ”Sayangnya juga pengurus dari olahraga ini tidak memperhatikan hal ini. Saat Asian Games baru sibuk. Sudah dekat event baru cari-cari atlet. Harusnya nggak begitu,” tegasnya.

Didi melihat Skateboard sudah menjadi industri. Termasuk di Indonesia. Namun sejauh ini masih terpusat di Bali yang memiliki sekitar 10 Skatepark yang ditopang beragam brand (merek) terkait. 

”Atlet pro dan semi pro di Indonesia banyak yang ke Bali. Timpang sekali dengan di Jawa yang rata-rata bikin sendiri alatnya. Di Jakarta sebenarnya sudah dibuatkan di Kalijodo tapi entah kenapa tidak ada perawatan berikutnya dari pemerintah,” Didi menyesalkan.

Ketua Komunitas Indonesia Skateboard (KIS) Tony Adam Cahya mengatakan rencana Skateboard masuk dalam salah satu cabang dipertandingkan dalam Olimpade 2020 adalah angin segar bagi para atlet Indonesia. Tapi sekaligus jadi pengingat pentingnya untuk segera menata pengurusan olahraga tersebut.

”Sarana prasarana kita termasuk pelatihan itu bisa dibilang tidak ada. Skatepark ada tapi belum mencapai standar,” ungkapnya.

KIS yang membawahi 18 provinsi pengurus daerah melihat cukup banyak kenyataan sulit yang harus dihadapi cabang olahraga ini. ”Cukup berat juga, saya sebagai ketuanya. Dari olahraga jalanan yang tidak tahu birokrasi, akhirnya kami mulai banyak belajar dari sana,” pikirnya. 

Padahal momentum Indonesia sebagai salah satu negara potensial dari cabang olahraga Skateboard sudah terbentuk. Terutama pada gelaran Asian Games 2018 yang untuk kali pertama memertandingkan kompetisi papan beroda tersebut. 

Olympic Council of Asia (OCA) meminta tambahan satu cabang yaitu Roller Sports (skateboard dan roller skate) pada Asian Games 2018 yang akhirnya menggenapi menjadi 40 cabang olahraga. OCA memiliki pertimbangan besar bahwa cabang tersebut harus dipertandingkan karena rencananya juga akan ditampilkan di Olimpiade Tokyo 2020.

Pada SEA Games 2019, cabang skateboard juga menyumbangkan sejumlah medali termasuk medali emas yang diraih Sanggoe Dharma Tanjung.

(ari)

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait