Maia Estianty hingga Iriana Joko Widodo Apresiasi Rekor MURI Haula Rosdiana

Redaksi | 23 Desember 2021 | 03:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Memperingati Hari Ibu 2021, Prof. Dr. Dra. Haula Rosdiana, M.Si seorang guru besar Ilmu Kebijakan Pajak perempuan pertama dan termuda di Indonesia, menggelar acara “Sewindu Pengabdian Guru Besar” Inspirasi Penguatan Perempuan dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.

Dalam acara yang digelar di Gedung M Fisip Universitas Indpnesia (UI) Depok tersebut Haula Rosdiana selain menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul “Inspirasi pengutan Peran Perempuan dalam Mencerdaskan Kehidupan bangsa”, juga mendapatkan Rekor Muri Sebagai sebagai Guru Besar Wanita pertama dan termuda dibidang Kebijakan Pajak.

Kepada awak media Haula Rosdiana menyampaikan bahwa pajak adalah darahnya negara, makanya sangat menentukan eksistensi negara. “Kalau bahasa seorang filosof pajak adalah nadi negara, maka saya katakana menurut saya pajak adalah darah negara, jadi pajak adalah nyawa yang menentukan eksistensi negara. Selain itu pajak adalah kunci termudah bagi negara untuk mendapatkan income tanpa harus meminjam dan membayar bunga”, jelas Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan Pajak pada Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI ini, pada Rabu 22 Desember 2021, di Kampus UI Depok.

Selanjutnya Perempuan yang memulai karirnya tahun 1992 sebagai asisten dosen mata kuliah Studi Kasus Perpajakan Internasional pada Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UI ini menambahkan bahwa Acara ini dimaksudkan untuk merefleksiken kembali apa yang sudah beliau lakukan selama 8 tahun.

“Acara ini sebagai bentuk refleksi saya selama delapan tahun  sebagai guru besar perempuan  pertama dan yang paling muda  di bidang perpajakan. Kemudian kenapa diselenggarakan pada tanggal 22 Desember, saya mengambil momen peringatan Hari ibu. Kenapa hari Ibu?, karena semua manusia lahir dari rahim ibu, rahim kalau dilihat dari sifat ketuhanan, bisa diartikan sebagai kasih sayang  yang tak pernah kenal Lelah. Seperti dalam lirik lagu, Hanya memberi dan tak berharap Kembali’. Jadi peran perumpuan itu kasih sayang, dalam arti kepekaan sosial dan empati. Ini kalau dikembangkan  akan melahirkan perpajakan yang berkeadilan soial,” tambah  Ketua Kluster Riset UI Politik Perpajakan, Kesejahteraan dan Ketahanan Nasional ini.

Terkait penganugerahan Rekor MURI, Haula Rosdiana mengaku bahwa bukan untuk bangga-banggan, tetapi justru agar bisa memotivasi para perempuan Indonesia untuk bisa berfikir maju. “Rekor muri ini bagi saya bukanlah untuk gaya-gayaan,  mudah mudahan bisa menginspirasi dan menggugah semangat untuk melahirkan perempuan-perempuan  hebat di bidang perpajakan,” tambah Sekretaris Umum “Indonesian Fiscal and Tax Administration Association” (IFTAA) ini.

Apa yang telah dicapai oelh Haula Rosdiana selama Sewindu menjadi Guru Besar, mendapat tanggapan dan pujian dari berbagai tokoh penting di negri ini. Diantaranya Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Kasad, Jend. Dudung Abdurachman, Menteri Tenaga kerja Ida Fauziah, Menteri PPPA Bintang Puspayoga, Jaya Suprana, Anwar Fuadi, Maia Estianty hingga teman-teman sejawat baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus dan lain-lain.

Iriana Joko Widodo dalam testimoninya melalui video mengatakan, ”Sewindu Pengabdian Prof. Haula Rosdiana menjadi Guru Besar Perempuan Pertama dibidang ilmu kebijakan pajak tentu bukanlah hal yang mudah, merupakan kebanggaan bagi negri ini meiliki seorang professor seperti Haula Rosdiana, seorang pengajar, pendidik yang menjadi panutan bagi generasi muda. Selamat kepada Haula Rosdiana, Selamat hari Ibu, teruslah menginspirasi dan menguatkan peran perempuan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,”, terang Iriana Joko Widodo.

Tak salah jika seorang Haula Rosdiana menjadi inspirator bagi perempuan Indonesia. Sebab selain Ahli di bidang Ilmu Kebijakan pajak, perempuan yang lahir di Bogor tanggal 5 Januari 1971 ini juga memiliki kebisaan lain yaitu mengaku juga gemar menulis puisi. 

Salah satu puisi karyanya yang berjudul “Pasrah” sudah diadaptasi menjadi sebuah lagu yang ia nyanyikan sendiri dan dirilis dalam waktu yang bersamaan. Menurutnya lagu yang berjudul “Pasrah” ini isi liriknya merupakan bentuk dari refleksi yang terjadi pada dirinya, kemudian dituangkan dalam bentuk puisi dan dijadikan lagu.

“Lagu ini berangkat dari sebuah puisi, jadi isinya tentang refleksi kehidupan nyata yang saya alami, kemudian kita aransemen dan jadikan lagu, jadi musikalisasi puisi gitulah kira-kira, Kemudian aransemennya digarap oleh mas Yosep, dan rekamannya di studionya  mas bayu (bayu Randu-red),” tambah perempuan yang sekarang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Indonesian Fiscal and TaxAdministration Association (IFTAA) ini.

Rekaman lagu dan musik bagi Haula Rosdiana adalah pertama kalinya. Ia mengaku tak mudah ternyata untuk menjadi seorang penyanyi. Bahkan Ketika take vocal dia mengaku kesusahan dan harus beberapa kali mengulang.  “Ternyata nggak gampang rekaman nyanyi itu, take vokalnya saja mengulang-ulang berjam-jam, tetapi karena semangat saya untuk bisa menyanyikan musikalisasi puisi dari karya-karya saya, akhirnya lahir lagu single pertama saya yang berjudul Pasrah," tutup. Haula Rosdiana.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait