Mestinya Tak Hanya Mahfud MD, Semua Menteri Sesekali Perlu Nonton Sinetron

Redaksi | 19 Juli 2021 | 19:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD dikritik gara-gara mencuit dan berbagai pengalaman nonton sinetron Ikatan Cinta di RCTI. Meski yang dibahas soal aturan hukum dan sebagai pakar hukum tata negara Mahfud MD punya kapasitas bicara itu, tetap saja banyak yang mempertanyakan kok sempat-sempatnya Pak Menteri nonton sinetron dan lalu membahasnya di Twitter.

Tapi di mana salahnya seorang menteri nonton sinetron? Menteri atau siapapun toh manusia biasa, butuh hiburan. Kalau nonton sinetron bisa jadi hiburan di tengah kesibukan, kenapa tidak? Menganggap sinetron tontonan tak bermutu dan buang-buang waktu, itu gegabah. Tapi memahami sinetron sebagi acara TV yang paling banyak ditonton, itu baru benar. Justru karena sinetron acara TV yang paling banyak ditonton, mestinya tak cuma Mahfud MD yang sesekali menonton, tapi juga semua menteri yang lain.

Dalam cuitannya Mahfud MD mengkritik pemahaman hukum penulis skenario Ikatan Cinta. Sarah yang mengaku dan minta dihukum karena membunuh Roy langsung ditahan. Padahal pengakuan dalam hukum pidana itu bukan bukti yang kuat. Dalam hukum pidana tak sembarang orang mengaku lalu ditahan. Kalau begitu nanti banyak orang berbuat jahat lalu menyuruh (membayar) orang untuk mengaku sehingga pelaku yang sebenarnya bebas. Begitu kurang lebih cuitan Mahfud MD.

Kritik Mahfud MD ini bukan tak mungkin malah bisa mendorong para penulis skenario untuk memahami lebih jauh masalah hukum terkait cerita. Kritik yang datang dari seorang menteri, apalagi pakar seperti Mhfud MD, pasti jauh lebih bergema. Bayangkan kalau setelah ini semua menteri menonton sinetron dan lalu menyampaikan padangan sesuai keahlian masing-masing? Cerita sinetron Indonesia bukan saja akan makin menarik, tapi juga realistis dan makin akurat. 

Dengan segala kurang lebihnya, sinetron tetap berusaha menampilkan kehidupan senyata mungkin. Betapa berbahaya kalau sinetron terus membuat cerita tak sesuai kenyataan atau bertentangan dengan kesepakatan hidup bersama yang ingin kita bangun. Cerita yang bodoh bisa membodohi penonton, skenario yang cerdas akan menginspirasi.

Sebelum Mahfud MD, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga ikut mengecam sinetron Suara Hati Istri Zahra (Indosiar) yang dianggap tak sensitif pada isu pernikahan anak. Indonesia memang sudah memiliki KPI, lembaga yang mengawasi TV dan radio. Kita tahu apa yang bisa dilakukan KPI selama ini. Karenanya tak ada salahnya para menteri sesekali menonton dan lalu memberi kritik pada sinetron dan semua acara TV, agar rakyat bisa menikmati hiburan gratis yang makin berkualitas. Fakta sebagai acara paling banyak ditontonan sudah dengan telak menjelaskan apa yang bisa dilakukan sinetron pada penonton TV. Negeri ini sudah waktunya berhenti menganggap sinetron tidak penting.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait